Suara.com - Empat warga Cipayung, Jakarta Timur, dikabarkan meninggal dunia setelah pesta minuman keras yang dioplos jengkol, belum lama ini. Diduga jengkol juga digunakan sebagai kudapan saat mengonsumsi minuman keras.
Meski penyebab pasti keempat orang tersebut belum ditemukan, dokter spesialis penyakit dalam, Divisi Gastroenterologi FKUI-RSCM, Ari Fahrial Syam mengatakan konsumsi jengkol secara berlebihan memang dapat memicu keracunan.
Dalam keterangannya, Dokter Ari menjelaskan, jengkol sebenarnya kelompok sayuran yang mengandung berbagai sumber gizi penting untuk tubuh antara lain karbohidrat, protein nabati, vitamin A, vitamin D, kalsium, besi dan fosfor termasuk serat yang ada pada jengkol.
"Pada sebagian masyarakat jengkol menjadi makanan favorit, bahkan sebagian bilang rasa semur jengkol seperti rasanya ati ayam," ujar dr Ari dalam keterangan resminya yang diterima Suara.com, Selasa (17/10/2017).
Di balik kandungan nutrisinya yang tinggi, jengkol juga mengandung asam jengkolat sejenis asam amino yang mengandung sulfur. Sulfur inilah yang berperan menimbulkan bau yang tidak sedap, sedangkan asam jengkolat dapat membentuk kristal di dalam ginjal.
"Asam jengkolat yang membentuk kristal ini bisa menumpuk di ginjal dan menyebabkan sumbatan pada saluran kencing sehingga menimbulkan berbagai keluhan," imbuhnya.
Seseorang yang mengalami keracunan jengkol secara medis, kata dr Ari, disebut mengalami djenkolism. Keluhan yang muncul bisa bisa berupa nyeri perut, kembung begah, mual dan muntah. Pasien akan mengalami kolik ginjal, dan kadang kala disertai buang air kecil berdarah (hematuria).
"Seseorang yang pada keadaan akut mengalami keracunan jengkol bisa mengalami tidak bisa buang air kecil sama sekali dan terjadi gagal ginjal akut. Jika kondisi ini tidak segera diatasi maka yang akan terjadi kemudian adalah berbagai komplikasi akibat gagal ginjal tersebut dan tentu bisa saja berakhir pada kematian," lanjut Dokter Ari.
Pertanyaannya, berapa jumlah jengkol yang tergolong berlebihan sehingga memicu keracunan? Dia menjelaskan, sejauh ini belum ada penelitian yang mengungkap kisaran jengkol yang dianggap berlebihan. Namun, Dr Ari mengatakan, ada satu laporan kasus dari Kalimantan yang dipublikasi pada jurnal internasional melaporkan seorang laki-laki berumur 32 tahun mengalami keracunan setelah memakan 10 buah jengkol.
Baca Juga: Minum Miras Campur Jengkol, Empat Warga Tewas Mengenaskan
"Yang penting tentu jangan berlebih-lebihan. Selain itu hal penting yang harus diketahui apa yang harus dilakukan jika seseorang mengalami keracunan, harus segera di bawa ke RS," lanjutnya.
Pertolongan pertama pada kasus keracunan jengkol, tambah Dr Ari harus diberikan untuk melarutkan kristal jengkolat yang mengendap di ginjal. Selain itu korban keracunan jengkol juga harus diberi cairan yang cukup melalui infus untuk meluruhkan ginjal.
"Pelancar buang air kecil biasanya juga diberikan untuk mengeluarkan kristal dari asam jengkolat tersebut," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis