Suara.com - Seorang bocah laki-laki di Henan, China, yang baru berusia 12 tahun sudah berperan sebagai pengasuh bagi ibunya yang sakit.
Awal bulan ini, Gu Guang Zhao, siswa sekolah menengah menulis sepucuk surat kepada gurunya, meminta diizinkan untuk bisa cuti dari studinya. Sehingga dia dapat membantu mengumpulkan uang untuk transplantasi ginjal sang ibu.
Meski telah menjalani dialisis setiap hari, kondisi ibunda Gu yang berusia 40 tahun itu telah memburuk, dan dia membutuhkan ginjal baru agar bisa bertahan.
Menurut media Cina, anak laki-laki itu adalah murid berprestasi di sekolah yang telah mendapat banyak penghargaan atas prestasi akademisnya.
Namun, ketika mengetahui ibunya sedang sekarat akibat gagal ginjal, Gu memutuskan berhenti sekolah selama setahun dan membantu di rumah.
Keluarganya mengalami kesulitan membiayai transplantasi yang diperkirakan menelan biaya 500.000 yuan atau setara 103.000 dolar Singapura.
Ayah Gu meninggalkan pekerjaannya tiga tahun lalu saat istrinya memiliki uremia, sebuah penumpukan urea dan produk limbah lainnya di dalam tubuh yang bisa menjadi racun jika tidak dihilangkan. Pekerja konstruksi yang menghasilkan lebih dari 5.000 yuan selama sebulan itu memilih pulang ke rumah untuk mengurus keluarganya.
Pengobatan dialisisnya selama beberapa tahun terakhir telah menghabiskan keuangan keluarga dan membuat mereka berutang 100 ribu yuan.
Selain mengumpulkan uang untuk perawatan medisnya, anak laki-laki tersebut juga secara sukarela menyumbangkan salah satu ginjalnya ke ibunya, meski tidak jelas apakah dia adalah donor yang cocok.
Baca Juga: Waspada! Udara Tercemar Sebabkan Gagal Ginjal
Kini, Gu memanen kacang dari peternakan bersama sang ayah dan membantu mengerjakan tugas rumah tangga agar kondisi ibunya bisa lebih baik.
Setelah membaca tentang keadaan keluarga tersebut, banyak netizen di Cina mengungkapkan mereka tersentuh dengan pengorbanan Gu dan memberikan sumbangan untuk biaya pengobatan ibunya. Sementara yang lain mengatakan, ibunya beruntung memiliki anak seperti Gu.
Aksi penggalangan dana secara online telah terkumpul sebanyak lebih dari 500.000 yuan, pada Selasa (31/10) waktu setempat. Kabar terbaru menyebutkan, ibu Gu telah dirawat di Henan Medical University untuk menjalani tes persiapan transplantasi organ yang potensial.
Gu mengatakan kepada ibunya bahwa dia telah mencatat nama para dermawan. Dia juga mengatakan akan membalas atas kebaikan mereka saat dewasa. (Asiaone)
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
Terkini
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial