Suara.com - Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek menyangkan sikap orangtua yang antivaksin. Ini menyusul mewabahnya kembali kasus difteri di beberapa provinsi di Indonesia.
Data yang dihimpun Kementerian Kesehatan pada Januari-November 2017 melaporkan adanya 593 kasus difteri pada 95 kabupaten/kota dalam 20 provinsi. Dari keseluruhan jumlah tersebut, sebanyak 32 kasus berujung kematian.
Menkes Nila mengatakan, salah satu penyebab difteri meningkat belakangan karena umumnya tidak mendapatkan imunisasi.
"Orangtua antivaksin kalau yang terkena dirinya sendiri kalau meninggal itu urusan dia, tapi kalau keluarganya menularkan ke orang lain ini yang disayangkan," kata Menkes Nila pada saat peninjauan di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Pusat, Senin (11/12/2017).
Lebih lanjut, Menkes Nila memaparkan, pemerintah yang harus menanggung akibatnya dengan melakukan outbreak response immunization (ORI). Hari ini, 12 kabupaten kota di tiga provinsi yakni Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten dilakukan imunisasi ulang serentak yang nantinya akan disusul di beberapa daerah lainnya awal tahun mendatang.
"Pemerintah sekarang harus melakukan ORI ke seluruh anak hingga usia 19 tahun. Ongkosnya harus diperhatikan, vaksin gratis berarti pemerintah yang bayar," imbuhnya.
Selain mengimbau orangtua melakukan imunisasi kepada anaknya, Menkes Nila juga mengingatkan masyarakat menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Ketika kebersihan terjaga, maka berbagai penyakit bisa ditangkal.
"Tolong jaga kebersihan. Kami penyakit selalu di hilir kalau lingkungan tidak baik. Ketika tidak ada kebersihan, penyakit akan datang. Rumah sakit juga harus bersih, mari kita mulai disiplin," tandasnya.
Baca Juga: 22 dari 33 Pasien Difteri yang Dirawat di RS Ini Balita
Berita Terkait
-
22 dari 33 Pasien Difteri yang Dirawat di RS Ini Balita
-
Menkes Pastikan KLB Difteri karena Anak-Anak Tak Diimunisasi
-
Cegah Difteri, Pemprov DKI Jakarta akan Buka Vaksinasi di Mal
-
Menkes Bersama Anies Baswedan Sosialisasi Penanggulangan Difteri
-
Kemenkes Imunisasi Difteri Serentak di 3 Provinsi, Besok
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Aksi Jatuh Bareng: Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Terkoreksi
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
Terkini
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?