Ilustrasi. (Shutterstock)
Batuk adalah respon alami dari tubuh sebagai sistem pertahanan saluran napas mendapat gangguan dari luar. Respon ini terkadang sangat mengganggu, apalagi jika terjadi tanpa henti.
Meski sering dianggap sebagai salah satu hal yang sepele, sebaiknya Anda tetap berhati-hati saat batuk, jika tak mau mengalami hal yang takndiinginkan seperti seorang perempuan berusia 66 tahun ini.
Perempuan yang belum disebutkan namanya ini, benar-benar batuk begitu keras hingga mematahkan tulang rusuknya. Dalam laporan yang diterbitkan di New England Journal of Medicine, perempuan ini pergi menemui dokternya. Ia mengira dirinya hanya menderita flu.
Dia sudah batuk kering selama dua minggu dan sakit di bagian dada kanannya, tapi perawatan yang diberikan untuk flu, tidak mengurangi rasa sakit tersebut
Ketika kembali ke dokter lima hari kemudian, dia mengangkat bajunya untuk menunjukkan tanda gelap besar di sisi kanan tubuhnya, dan jelas ini ada masalah lain.
Perempuan asal Massachusetts ini menjalani CT scan dengan hasil yang mengungkapkan bahwa dia mengalami patah tulang di tulang rusuk kesembilannya. Tulang rusuknya telah patah dan kedua ujungnya telah terpisah.
Tes lebih lanjut mengkonfirmasi, bahwa dia terinfeksi dengan Bordetella pertusis, yang menyebabkan batuk rejan atau pertusis, yang merupakan infeksi bakteri pada paru-paru dan saluran pernapasan yang mudah sekali menular.
Padahal, perempuan ini mengaku dirinya pernah menerima vaksin untuk virus tersebut delapan tahun sebelumnya. Perempuan itu mengatakan bahwa dia juga tidak berhubungan dengan orang yang menderita batuk rejan.
Batuk rejan jarang serius pada orang dewasa namun dalam kasus yang paling parah hal itu dapat menyebabkan komplikasi seperti fraktur tulang rusuk. Gejala awal meliputi pilek, mata merah dan berair, sakit tenggorokan, dan suhu yang sedikit meningkat.
Batuk rejan yang intens biasanya dimulai sekitar seminggu setelah gejala. Perempuan itu diberi antibiotik dan sembuh total setelah menjalani operasi.
Semua staf klinik dan teman dekat dan keluarga perempuan itu juga diperiksa untuk memastikan mereka tidak terkena infeksi.
Tag
Komentar
Berita Terkait
-
Waspadai 9 Gejala Kesehatan Ini: Biasa Dianggap Sepele, Bisa Jadi Gejala Kanker
-
Batuk saat Puasa? Begini Cara Mengatasinya tanpa Batal
-
Pneumonia Bakteri vs Virus pada Anak: Apa Bedanya dan Bagaimana Penanganannya?
-
Si Kecil Batuk? Tenang, Ini Solusi Alami Tanpa Obat yang Aman dan Ampuh
-
7 Ramuan Tradisional Ampuh untuk Mengatasi Batuk Kering
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak