Suara.com - Menurut sebuah studi tentang efek kesehatan mental dan perubahan iklim, perasaan depresi telah banyak diderita orang Amerika yang peduli dengan nasib lingkungan.
Hal ini tertuang dalam jurnal Global Environmental Change. Dikatakan, mereka yang depresi karena pemanasan global didominasi oleh perempuan dan orang dengan penghasilan rendah.
Gejala depresi tersebut meliputi malam yang gelisah, perasaan kesepian dan merasa lesu.
"Perubahan iklim adalah sumber stres global yang terus-menerus," kata Sabrina Helm, penulis utama penelitian ini.
Sabrina yang juga seorang profesor ilmu keluarga dan konsumen di University of Arizona mengatakan bahwa risiko kesehatan mental akibat perubahan iklim adalah "ketakutan yang merambat".
Uniknya, tanda depresi tidak muncul pada orang-orang yang peduli dengan risiko perubahan iklim terhadap manusia. Tanda depresi malah muncul pada orang-orang yang khawatir akan dampak perubahan iklim terhadap spesies hewan, tumbuhan dan alam lainnya secara keseluruhan.
Periset juga melihat bagaimana cuaca ekstrem seperti angin ribut dan banjir yang semakin sering terjadi akibat perubahan iklim, dapat menyebabkan masalah kesehatan mental seperti gangguan stres pasca trauma atau PTSD.
Karena perubahan iklim pula, para ilmuwan memperkirakan permukaan laut akan semakin tinggi dan suhu udara semakin meningkat.
Hal tersebut dapat menimbulkan ancaman seperti panas yang mematikan, cuaca ekstrem dan daratan yang habis karena ditelan oleh air laut yang meningkat.
Baca Juga: Bank Dunia Kucurkan 4,5 Miliar Dolar AS Lawan Perubahan Iklim
Pemimpin dunia telah dimobilisasi untuk mengekang emisi gas rumah kaca buatan manusia untuk memerangi pemanasan global dalam sebuah kesepakatan di 2015 lalu.
Namun kini di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump, Amerika Serikat mengatakan akan menarik diri dari kesepakatan penting tersebut. (AsiaOne)
Berita Terkait
-
Bank Dunia Kucurkan 4,5 Miliar Dolar AS Lawan Perubahan Iklim
-
Sri Mulyani Bahas Peran Perempuan dalam Mengatasi Perubahan Iklim
-
Wayan Suparta: Ancaman Perubahan Iklim Tenggelamkan Indonesia
-
Belum Jelas, Implementasi Perubahan Iklim Paris Terancam Mundur
-
Bocah 11 Tahun Kirim Surat untuk Trump, Bahas Masa Depan Dunia
Terpopuler
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
-
Turun Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Dipatok Rp 2.093.000 per Gram
Terkini
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?