Suara.com - Aritmia, yang biasa disebut sebagai kelainan denyut jantung, memang tidak sepopuler penyakit jantung koroner (PJK) atau sindrom gagal jantung. Namun, gangguan ini tidak bisa dianggap remeh, karena juga bisa menimbulkan kematian mendadak.
Dr. Dicky Armein Hanafy, SpJP (K), FIHA, Ketua Indonesian Heart Rhythm Society Meeting (InaHRS) mengatakan, aritmia dapat mengenai semua rentang usia, dari bayi hingga lansia. Untuk itu, ia menyarankan agar masyarakat mengenali gejala-gejala Aritmia.
"Yang utama itu adalah berdebar. Setidaknya 41 persen pasien yang mengeluh berdebar, mereka terbukti memiliki aritmia. Berdebar ini adalah salah satu gejala aritmia yang paling sering membuat pasien berobat ke dokter spesialis jantung," ujar dia dalam Press Conference Aritmia di Indonesia, Rabu (24/1/2018), di Jakarta.
Aritmia sendiri, kata dia bisa dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu bradiaritmia yang merupakan laju jantung yang terlalu lambat (kurang dari 60 kali per menit (kpm)), dan takiaritmia yang merupakan laju jantung yang terlalu cepat, yakni lebih dari 100 kpm.
Berkenaan dengan gejala yang dikeluhkan oleh pasien, ia menekankan berdebar tidak hanya terbatas pada denyut jantung yang cepat atau lambat saja. Pasien, biasanya juga akan mulai mengeluh ketika denyut jantungnya tidak teratur, terasa lebih kuat, ada jeda, bahkan ada rasa sakit dada.
"Pasien akan merasakan sensasi tidak menyenangkan dari denyut jantung mereka. Akan ada perasaan tidak nyaman, peringatan, dan rasa sakit yang tidak biasa. Kesadaran ini akan membuat mereka hanya fokus kepada denyut jantungnya," jelas dia lagi
Selain berdebar, dr. Dicky menambahkan bahwa spektrum aritmia itu luas. Lainnya ialah keleyengan, pingsan, stroke, bahkan kematian mendadak. Adapula gejala yang tidak khas aritmia namun dapat mengarah ke penyakit tersebut, yaitu lesu dan pusing yang kerap terjadi.
Baca Juga: Novanto Ingin Bantu KPK Ungkap Korupsi E-KTP
"Jika terdapat gejala ini, segera konsultasikan ke dokter. Kepedulian pada aritmia sesungguhnya akan sangat membantu dalam mengatasi salah satu masalah kesehatan besar di Indonesia," tutup dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
Terkini
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!