Suara.com - Risiko bahaya yang ditimbulkan oleh rokok elektrik atau vape ternyata 95 persen lebih rendah daripada yang ditimbulkan rokok biasa. Keyakinan ini dikemukakan oleh Pemerhati Kesehatan Publik Indonesia (YPKP Indonesia), drg Amaliya.
Amaliya menyebut kontroversi yang terjadi dalam konsumsi vape di Indonesia disebabkan masih kurangnya penelitian soal itu di tanah air. Masyarakat Indonesia banyak yang belum memahami bahwa rokok elektrik pada intinya adalah bagian dari strategi ‘harm reduction’ (pengurangan bahaya) dampak rokok konvensional.
“Rokok jika dibakar akan menghasilkan tar. Sama seperti hasil bakaran arang atau knalpot. Hasilnya 40 ribu zat racun pemicu kanker,” kata Amaliya, di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (27/1/2018).
“Kalau vape itu produk (tembakau) yang diuapkan atau dipanaskan, hasilnya uap. Sama seperti hasil rebusan sayur atau bakaran sampah,” lanjutnya.
Amaliya menegaskan, rokok konvensional dan elektrik memang sama-sama mengandung nikotin, namun nikotin bukanlah hal yang patut dipermasalahkan.
Yang dipermasalahkan seharusnya, menurut Amaliya, adalah tar.
“Nah, vape sebenarnya merupakan terapi ‘risk reduction’ dari rokok biasa. Jadi tetap memasukkan kandungan nikotin, tapi sampahnya, dalam hal ini tar, dibuang,” tutur Amaliya lagi.
Karena kandungan bahaya terbesarnya sudah dibuang, risiko bahaya vape menjadi jauh lebih rendah daripada yang ditimbulkan rokok biasa.
“Jadi jika rokok konvensional bahayanya 100 persen, vape hanya lima persen,” kata Amaliya.
Baca Juga: Vape Ternyata Tak Berisiko Kesehatan Serius, Ini Bukti Ilmiahnya
Amaliya merujuk sebuah penelitian di Inggris. Dalam penelitan tersebut, ada temuan bahwa kandungan racun dalam tubuh perokok yang beralih menggunakan vape mengalami penurunan sebesar 75 persen.
Berita Terkait
-
Bukan Cuma Penyakit Orang Tua, Ini 5 'Jurus Sakti' Biar Gak Kena Pneumonia
-
Dikira 'Lebih Aman', Dokter Paru Ungkap Vape Punya Bahaya yang Sama Ngerinya dengan Rokok
-
Bukan Cuma Kulit Kusam! Ini 5 Rahasia Kecantikan Wanita Modern yang Bebas Asap Rokok
-
Kemenperin: Penyeragaman Kemasan Jadi Celah Peredaran Rokok Ilegal
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
Terkini
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia