Suara.com - Jumlah pendonor kornea di Indonesia masih sangat rendah. Pertimbangan agama dan izin keluarga menjadi salah satu alasan mengapa tindakan ini masih terbatas dilakukan di Indonesia.
Padahal survei Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) Kementerian Kesehatan pada kurun 2014-2016 menunjukkan kasus kebutaan terjadi pada tiga persen penduduk. 4,5 persen diantaranya adalah kebutaan karena kerusakan kornea.
Disampaikan Ketua Bank Mata Indonesia, dr. Tjahjono D. Gondhowiardjo, SpM (K), PhD, penyebab kebutaan kornea bisa dipicu oleh penyakit tidak menular seperti diabetes hingga glukoma atau kecelakaan maupun trauma seperti yang dialami penyidik KPK Novel Baswedan.
"Kasus kebutaan karena kornea umumnya berusia 50 tahun keatas dan angkanya terus meningkat setiap tahun," kata Tjahjono pada temu media di Jakarta, Sabtu (10/3/2018).
Tjahjono menyebut, angka prevalensi penyakit yang melebihi satu persen sudah tergolong masalah sosial karena minimnya pengetahuan masyarakat mengenai tata cara pengobatan dan pencegahan. Apalagi satu-satunya jalan untuk mengatasi penyakit ini adalah dengan transplantasi kornea.
"Donor kornea sendiri bisa diberikan oleh siapa saja dan usia berapapun yang sudah meninggal," ujarnya.
Ia pun menyebut bahwa tidak semua orang meninggal bisa mendonorkan kornea matanya. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, antara lain kondisi kornea tidak mengalami kerusakan atau terinfeksi sepsis dan penyakit menular seperti hepatitis, AIDS hingga syphilis.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Lions Eye Bank Jakarta, Dr. Sharita R. Siregar, SpM menambahkan syarat lainnya yang harus dipenuhi pendonor mata antara lain kornea harus bening atau tidak memiliki luka atau kelainan.
"Sebenarnya syaratnya tidak banyak, tapi karena masih kontroversi jumlah pendonor kornea masih sangat minim. Di Indonesia hanya 30 pendonor kornea yang ada tiap tahunnya," katanya.
Baca Juga: Polisi Belum Bisa Pastikan Penyebab Kematian Pendiri Matahari
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
Terkini
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara