Suara.com - Seorang perempuan di Brazil yang lahir tanpa vagina, baru-baru ini menjalani operasi rekonstruksi pembuatan vagina baru menggunakan kulit ikan nila.
Para peneliti di University Federal Ceara (UFC) yang dipimpin oleh dokter kandungan Leonardo Bezerra, mengungkapkan bahwa prosedur bernama neovaginoplasty ini belum pernah terjadi sebelumnya. Kulit nila berperan sebagai sel induk untuk membentuk dinding saluran vagina buatan.
Sebelum digunakan, kulit ikan tentu saja akan mengalami proses pembersihan dan sterilisasi khusus di laboratorium diikuti dengan iradiasi untuk membunuh virus. Proses ini dilakukan untuk menghilangkan semua sisik dan bau amis dari ikan itu sendiri.
Marinho, nama perempuan tersebut, tak dapat menyembunyikan perasaan bahagianya menjadi perempuan seutuhnya. Operasi ini telah mengubah hidupnya dan membuatnya merasa seperti perempuan karena dapat menikmati kehidupan seks yang sehat.
Ia mengenang bahwa saat remaja, ia kerap menangisi diri karena tak memiliki lubang vagina. Ia berpikir dunianya telah berakhir karena tak bisa memiliki anak. Tak hanya itu, sang pacar pun memutuskan hubungannya sejak tahu Marinho memiliki gangguan reproduksi.
Tapi tahun lalu, enam bulan setelah setuju untuk menjadi bahan penelitian University Federal Ceara (UFC), kehidupan Marinho berubah. Ia akhirnya melakukan hubungan seks untuk pertama kali dengan pasangannya Marcus Santos, yang selama ini menerima kondisi Marinho apa adanya.
"Saya menghabiskan tiga bulan memulihkan diri dari operasi dan kemudian dokter memberi saya kesempatan untuk melakukan hubungan seks pada Oktober tahun lalu," kata Marinho.
Dokter Bezerra mengatakan, neovaginoplasty merupakan metode pembedahan non invasif untuk membuat saluran vagina dengan tingkat pemulihan yang lebih cepat tanpa bekas luka yang terlihat. Pelibatan kulit ikan nila sendiri telah melalui uji ilmiah karena memiliki kekuatan seperti kulit manusia.
"Penelitian menunjukkan bahwa kulit nila mengandung banyak uap air dan kaya kolagen tipe 1, protein yang mendorong penyembuhan. Kulit nila juga memiliki karakteristik seperti kulit manusia," tambah dia.
Baca Juga: Sakit Kepala Saat Bangun Tidur Siang, Kenapa?
Sejak 2015, para ilmuwan di UFC Research and Development of Medicines Nucleus yang dipimpin oleh Profesor Odorico Moraes, telah melakukan uji coba penggunaan kulit ikan air tawar untuk menyembuhkan lebih dari 200 korban dengan luka bakar yang parah. Hasilnya, pasien luka bakar mengalami pemulihan lebih cepat dan kulit yang rusak bisa diminimalisir.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas