Suara.com - Masih suka menggunaan bedak tabur atau yang lebih sering dikenal senagai talek? Hati-hati, ya, pasalnya, seorang perempuan di Amerika Serikat telah diagnosis kanker ovarium karena dugaan paparan abu pada bedak talek.
Dilasir dari Daily Mail, pengacara korban yang bekerja sama dengan seorang ahli kanker mesothelioma coba mengungkap fakta tersebut secara ilmiah.
Menurut Phillip Gower, seorang ahli mesothelioma, kasus seperti ini perlu mendapat perhatian luas dari masyarakat. "Ada masalah besar di luar sana. Sejauh ini kita hanya melihat permukaan. Ini adalah bom waktu yang siap meledak kapan pun," kata Gower.
Ia percaya banyak orang tidak menyadari bahwa menggunakan bedak talek bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Parahnya lagi, bedak talek bukan hanya digunakan oleh orang dewasa tapi juga anak-anak.
"Mereka seharusnya diberitahu tentang risiko ini, tetapi sampai sekarang mereka tidak tahu betapa bahayanya bedak talek," tegas Gower.
Bedak talek yang beredar di pasaran terbuat dari talc atau mineral lunak yang mengandung debu berbahaya di dalamnya.
Penelitian telah menunjukkan bahwa ada risiko kontaminasi silang selama proses pembuatan. Paparan serat debu inilah yang dikaitkan dengan mesothelioma, sejenis kanker agresif yang berkembang pada lapisan paru-paru, perut, atau jantung.
Sementara itu, lembaga kesehatan American Cancer Society memberikan pernyataan bahwa belum ada kepastian jelas apakah talc bisa meningkatkan pertumbuhan sel kanker, khususnya di ovarium.
Tetapi Badan Internasional untuk Penelitian Kanker, sebuah cabang dari Organisasi Kesehatan Dunia, mengklasifikasikan bahwa bedak ini mengandung debu yang bersifat karsinogenik bagi manusia.
Baca Juga: Dikejar Warga, Pencuri Kotak Amal Tabrak Sepeda Motor
Meski begitu, Profesor Paul Pharoah, seorang ahli epidemiologi dari Universitas Cambridge, tidak melihat hubungan kuat antara talc dan kanker ovarium.
Pun dengan hubungan kausal antara penggunaan talc genital dan risiko kanker ovarium yang dinyatakan lemah.
Tetapi penelitian selama berulang kali menunjukkan hal berlawanan dalam beberapa tahun terakhir. Menurut seorang peneliti dari Harvard University, ada seorang perempuan yang mengembangkan kanker ovarium sebesar 40 persen setelah menggunakan bedak talek setiap hari.
Dalam sebuah penelitian yang mempelajari 3.000 perempuan pengguna bedak talek, ada peningkatan risiko kanker sebesar 36 persen bila digunakan seminggu sekali, dan risiko meningkat menjadi 41 persen bagi mereka yang menggunakan bedak talek setiap hari.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara