Suara.com - Anda termasuk orangtua yang senang bermain bersama anak dan mengajarinya merapikan apa yang sudah mereka mainkan setelahnya?
Jika iya, Anda adalah orangtua yang beruntung. Sebab, dalam sebuah penelitian baru di International Journal of Obesity, apa yang orangtua lakukan seperti itu bisa bikin anak jadi lebih mandiri. Anak juga memiliki indeks massa tubuh yang lebih rendah di kemudian hari.
Seperti dikutip dari timesofindia.com, para peserta studi yang terdiri dari 108 ibu dan bayi mereka berusia 18 bulan, diharuskan melakukan kunjungan ke lab. Di sana, anak-anak ditimbang dan diberikan beberapa tugas yang dirancang untuk mengukur temperamen dan keterampilan pengaturan diri mereka sendiri.
Ibu dan anak kemudian diperbolehkan bermain bebas selama lima menit. Setelah itu, seorang peneliti mengisyaratkan sudah waktunya mereka merapikan semuanya.
Para peneliti mencatat respons para ibu selama bermain bebas, yang didefinisikan saat mereka mengikuti jejak anak selama bermain.
Peneliti juga mengukur seberapa sering ibu membimbing si anak selama merapikan mainan dengan nada positif atau netral yang disebut sebagai perintah lembut.
Ketika anak-anak berusia 4,5 tahun, pasangan ibu dan anak tersebut diminta kembali lagi ke lab. Anak-anak ditimbang lagi dan peneliti menghitung BMI (Body Mass Index) mereka.
Setelah menganalisa data, para peneliti menemukan bahwa ibu yang lebih responsif selama bermain bebas dan lebih lembut saat merapikan mainan, memiliki anak dengan BMI lebih rendah pada usia 4,5 tahun.
Tapi, peneliti juga menemukan bahwa anak-anak yang memulai keterampilan regulasi baik tetap memiliki BMI yang lebih tinggi jika ibu mereka menunjukkan tingkat perintah dengan nada tinggi atau keras selama kegiatan merapikan.
Baca Juga: Timnas Sepak Takraw Putra Indonesia Melaju ke Final
"Jika orangtua dapat membantu anak-anak mereka belajar mengatur diri mereka sendiri, maka saat usia pra sekolah, anak-anak itu akan menggunakan keterampilan tersebut dalam banyak situasi lain, termasuk masalah makan mereka," kata Cynthia Stifter, profesor pengembangan manusia dan psikologi, Penn State.
Pengaturan diri yang baik, lanjut Stifter dapat membantu seorang anak mengontrol dirinya agar tidak membuat ulah. Mereka juga cenderung tidak makan terlalu banyak. Membangun keterampilan pengaturan diri terhadap anak adalah proses yang tidak akan berkembang dengan sendirinya, karenanya mereka perlu bantuan arahan orangtua mereka.
Stifter juga menambahkan bahwa penelitian ini menggarisbawahi pentingnya orangtua bersikap responsif dan menggunakan perintah dengan nada lembut untuk membimbing anak-anak mereka.
"Jadi, ketika orangtua membantu anak-anak mereka mengembangkan keterampilan pengaturan terhadap diri sendiri, itu dapat membantu mereka pula mempertahankan berat badan yang sehat," tambah dia.
Menurut peneliti, 17,5 persen anak-anak di AS mengalami obesitas. Para peneliti mengatakan penting untuk mengidentifikasi faktor risiko obesitas, yang terkait dengan kondisi seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan masalah pernapasan seperti asma. Ini juga meningkatkan kemungkinan obesitas saat mereka tumbuh dewasa.
"Studi-studi ini sebagian besar terfokus pada orangtua. Kami ingin tahu apakah hubungan antara perilaku pengasuhan umum dan hasil berat badan anak-anak dapat bergantung pada pengaturan diri anak-anak," kata Kameron Moding, seorang rekan postdoctoral di Universitas Colorado Denver.
Berita Terkait
-
Bantu Ibu Cari Barang Bekas, Anak 16 Tahun di Lampung Putus Sekolah, Ini Kata Kemen PPPA!
-
Sentil Warganet, Denada: Kami Publik Figur Halal Dikritik, Bukan untuk Dihina!
-
Raisa dan Hamish Daud Akhirnya Buka Suara Usai Putuskan Cerai: Bukan Menyerah, Tapi Bijaksana
-
Kemenag Bentuk Satgas Tangani Kekerasan, Perkuat Komitmen Wujudkan Pesantren Ramah Anak
-
Menteri PPPA Sesalkan Vonis Ringan Kematian Anak oleh TNI di Deli Sedang, Dorong Naik Banding
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan