Suara.com - Indonesia kembali dihebohkan dengan pernikahan usia anak-anak antara RS dan MA yang terjadi di Bantaeng, Sulawesi Selatan. RS, si mempelai laki-laki, merupakan bocah berusia 13 tahun. Sementara mempelai perempuannya, MA, merupakan siswi SMK berusia 17 tahun.
Meski diklaim berlandaskan sama-sama cinta dan sayang, tapi apakah hal itu wajar melangsungkan pernikahan di usia yang masih anak-anak?
Kepada Suara.com, psikolog Yayasan Pulih Jakarta, Gisella Tani Pratiwi, M.Psi., mengatakan bahwa pemahaman anak akan emosi termasuk emosi mencintai dan menyayangi orang lain, masih pada tahapan eksplorasi dan perkembangan, baik secara biologis dan psikologis.
"Perkembangan otak yang masih terbatas mengenai pemikiran rasional, membuat anak-anak, remaja, masih kurang mampu menganalisa konsekuensi jangka panjang akan keputusannya. Tugas orangtua dan orang dewasa sekitarnya yang seharusnya membantu remaja memutuskan hal-hal yang terbaik untuk perkembangannya," kata Gisella.
Berkomentar mengenai pernikahan anak-anak yang kerap terjadi di Indonesia, Gisella mengatakan bahwa hal tersebut memiliki konsekuensi dan tekanan psikologis pada diri si anak.
"Pernikahan usia anak dapat menyebabkan tekanan psikologis pada diri anak, karena secara mental, anak belum siap untuk menghadapi dinamika pernikahan yang kompleks. Karena tekanan ini, anak dapat mengalami stres dari yang ringan sampai berat. Selain itu kesempatan anak untuk mengembangkan dirinya juga terhambat, kesempatan mengenyam pendidikan juga biasanya terhenti,"
Untuk itu, Gisella menghimbau agar orangtua, tokoh agama, masyarakat, dan lembaga pelaksana pernikahan sadar bahwa pernikahan usia anak hanya akan membawa masalah baru, banyak risiko dan bukan sebuah solusi.
"Banyak pernikahan usia anak mengalami konflik pernikahan, bercerai, dan memiliki tingkat ekonomi ke bawah. Belum lagi kerugian pribadi seperti kondisi kesehatan mental yang buruk, terhambat mengembangkan diri, dan kondisi kesehatan reproduksi yang berisiko," tutup psikolog lulusan Universitas Indonesia tersebut.
Baca Juga: Bantu Rupiah, Pindad Ekspor Senjata ke 5 Negara Termasuk Myanmar
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan