Suara.com - Setelah menjalani ibadah haji selama kurun waktu sebulan lamanya, tibalah saatnya para jamaah kembali ke negaranya masing-masing, perbedaan iklim antara tanah suci Mekkah dengan Indonesia membuat para jamaah haji didera gangguan kesehatan salah satunya batuk.
Menurut pengakuan Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD KGEH, MMB, dari FKUI RSCM yang pernah bertugas menjadi tim haji baik Rombongan Haji Reguler maupun Haji khusus (ONH plus) sekitar 80 persen jamaah haji pasti mengalami batuk saat berada di tanah suci, bahkan kondisi ini tetap terjadi sampai jamaah kembali ke tanah air.
Dokter Ari pun mencoba menjelaskan mengapa batuk menjadi salah satu gangguan kesehatan yang paling sering diidap para jamaah haji. Menurut dia, batuk dapat terjadi karena adanya rangsangan pada saluran pernapasan. Batuk juga merupakan upaya tubuh untuk mengeluarkan sesuatu yang mengganggu saluran napas.
"Batuk yang terjadi bisa batuk produktif dengan banyak lendir atau dahak atau juga bisa batuk tanpa dahak atau batuk kering. Batuk terjadi juga bisa saja karena memang jamaah tersebut sudah mempunyai permasalahan pada paru sebelumnya misal berupa bronkitis, sinusitis atau asma bronkiale yang memburuk saat berada di tanah suci," ujar dr Ari dalam rilis resmi yang diterima Suara.com, Rabu (12/9/2018).
Rangsangan yang menyebabkan batuk sendiri dapat terjadi karena berbagai hal, salah satunya karena adanya iritasi pada saluran napas atas atau karena infeksi virus, bakteri atau jamur maupun karena reaksi alergi karena debu atau asap. Naiknya asam lambung kata dr Ari juga bisa menjadi penyebab batuk.
Perbedaan cuaca di tanah air dengan Mekah juga dapat mencetuskan iritasi di saluran pernapasan atas. Hal ini kata dr Ari dapat diperparah jika jamaah haji kurang minum sehingga tenggorokan terasa kering dengan aktivitas zikir dan berdoa yang banyak dilakukan di tanah suci.
"Selain batuk maka kondisi ini juga bisa membuat peradangan pada pita suara sehingga para jamaah yang mengalami kondisi tersebut suaranya menjadi serak," tambah dia.
Lalu bagaimana mengatasi batuk setelah sampai di tanah air? Menurut dr Ari beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi batuk tersebut antara lain usahakan istirahat yang cukup, konsumsi air putih cukup terutama air hangat, hindari makanan yang berminyak, dan hindari minuman yang terlalu manis dan dingin.
Jika gangguan batuk masih berlanjut hingga lebih dari dua minggu, maka segeralah berobat ke dokter. Anda mungkin akan disarankan untuk melakukan foto thoraks untuk menilai kondisi paru. Dari pemeriksaan inilah dokter dapat menilai apakah batuk yang Anda alami disebabkan oleh infeksi, alergi atau karena asam lambung berlebih. Pengobatan yang diberikan akan disesuaikan dengan penyebab dari kondisi batuk tersebut.
Baca Juga: Moon Jae-In Punya Cara Unik Apresiasi Kunjungan Jokowi
"Jika batuk karena infeksi perlu antibiotika, jika karena ada unsur alergi perlu obat anti alergi, jika batuk karena sakit kronis (seperti bronchitis, sinusitis, asma bronkiale) yang kambuh maka penyakit dasarnya harus diobati dan jika karena asam lambung yang berlebih perlu obat-obat penekan asam lambung," tandas dia.
Jadi jangan sepelekan batuk yang Anda rasakan, setelah menjalani ibadah haji selama kurun waktu sebulan lamanya!
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis