Suara.com - Jangan sepelekan risiko obesitas pada anak, obesitas pada anak berpotensi mengidap berbagai jenis penyakit kronis setelah mereka dewasa, sebut saja diabetes, penyakit jantung, dan kanker.
Obesitas juga meningkatkan risiko penyakit hati pada anak-anak bangsa kita di kemudian hari.
Timbunan lemak berlebih akan disimpan di berbagai bagian tubuh. Misalnya di bawah kulit, di rongga sekitar perut, pinggang dan pinggul, hingga di bagian dada.
Selain itu, kelebihan lemak juga dapat disimpan di hati (liver). Ini kemudian menyebabkan sebuah kondisi yang disebut perlemakan hati (fatty liver) dilansir Hello Sehat.
Perlemakan hati dulu lebih umum ditemukan pada orang obesitas di usia lanjut, tapi kini trennya tampak berubah. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa setidaknya 5 – 17% populasi anak di dunia menderita fatty liver di usia yang bahkan semuda belasan tahun.
Apabila perlemakan hati terus dibiarkan berlanjut, kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko anak terhadap dua penyakit hati kronis yang dapat berakibat fatal, yaitu sirosis hati dan kanker hati. Sirosis merupakan infeksi peradangan kronis yang menyebabkan hati membentuk banyak luka parut.
Akibatnya, ukuran hati akan menjadi ciut dan disertai dengan penurunan berbagai fungsi terlalu dini.
Untuk mmencegahnya, lakukan hal ini pada anak untuk mencegak obesitas.
1. Mengenalkan gaya hidup sehat sedini mungkin
Baca Juga: Dilamar Mantan Ariel Tatum, Shabrina Ayu Merasa Kena Prank
Usia anak dan remaja adalah masa-masa proses tumbuh kembang sedang paling optimal. Asupan nutrisi dari makanan memang sangat dibutuhkan untuk menunjang proses tersebut, tapi tentu ada aturan mainnya.
Biasakan anak untuk makan teratur dan isi piring makanannya dengan gizi yang seimbang dari variasi sumber makanan sehat. Biasakan juga anak untuk mengimbangi kebiasaan makannya dengan aktivitas fisik teratur untuk membakar kalori yang berlebih.
Pola gaya hidup sehat yang diterapkan sedini mungkin membantu anak lebih disiplin hingga dewasa nanti.
2. Mengubah persepsi masyarakat bahwa anak gemuk tidak selalu sehat
Seringkali kita mendengar bahwa anak gemuk itu lucu dan menggemaskan. Pandangan tersebut tidak tidak salah total, tetapi kita tetap harus mempertimbangkan dampak kesehatan dari obesitas pada anak.
Hal yang penting diperhatikan adalah pertambahan berat badan anak yang ideal sesuai usia sehingga tidak obesitas dan mengurangi potensi mengidap berbagai jenis penyakit kronis setelah mereka dewasa.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
Pilihan
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
-
Menkeu Bakal Temui Pengusaha Rokok Bahas Cukai, Saham-saham 'Tembakau' Terbang
-
Jurus Menkeu 'Koboi' Bikin Pasar Cemas Sekaligus Sumringah
-
IHSG Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah, Saham-saham Rokok Jadi Pendorong
Terkini
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis
-
72% Sikat Gigi Dua Kali Sehari, Kok Gigi Orang Indonesia Masih Bermasalah? Ini Kata Dokter!
-
Padel Court Pertama Hadir di Dalam Mal, Bawa Olahraga Jadi Makin Fun!
-
Nyaris Setengah Anak Indonesia Kekurangan Air Minum: Dampaknya ke Fokus dan Belajar
-
Event Lari Paling Seru! 8.500 Pelari Pulang Happy dengan Goodie Bag Eksklusif
-
Manfaat Donor Darah Kurang Maksimal Tanpa Peralatan Pendukung Terbaik