Suara.com - Indonesia menghadapi beban gizi ganda di mana tak hanya kasus malnutrisi yang tinggi tapi juga kelebihan gizi alias obesitas.
Disampaikan Pakar Gizi IPB, Prof Dr Ir Ali Khomsan, dari 2010 ke 2013 prevalensi anak obesitas mengalami kenaikan sebesar 18 persen.
Salah satu penyebabnya adalah konsumsi makanan manis atau mengandung gula. Ia mengatakan bahwa menurut WHO batasan konsumsi gula per hari adalah 25 gram. Sementara Kementerian Kesehatan membatasi asupan gula sekitar 50 gram per hari.
"Sementara konsumsi gula masyarakat Indonesia rata-rata 25 gram per hari. Jadi sudah berada diambang batas menurut WHO. Kontribusi terbesarnya dari gula pasir," ujar dia dalam peluncuran Milo di Jakarta, Rabu (3/10/2018).
Prof Ali menambahkan, konsumsi gula yang berlebihan bisa menekan hormon leptin sehingga membuat seseorang terus menerus merasa lapar. Itu sebabnya konsumsi makanan manis bisa membuat orang menjadi obesitas karena tak bisa mengendalikan selera makannya.
"Ketika kelebihan gula juga bisa disimpan menjadi lemak lalu kegemukan. Kemudian memicu resistensi insulin dan pada gilirannya menyebabkan diabetes," tambah dia.
Kondisi ini disadari oleh PT Nestle Indonesia yang meluncurkan produk Milo terbaru dengan kandungan gula yang lebih rendah 25 persen.
Disampaikan Business Executive Officer Beverages Business Unit PT Nestle Indonesia Prawitya Soemadijo, langkah ini diambil untuk mendukung upaya pemerintah dalam menekan angka kelebihan gizi pada anak-anak yang akan memengaruhi kesehatannya saat dewasa. Apalagi kondisi kegemukan dapat menjadi faktor pemicu beragam penyakit seperti diabetes, hipertensi, gagal ginjal hingga stroke.
"Jadi gula yang tadinya 15 gram jadi 11 gram. Kami harap bisa membantu pemerintah dalam membatasi asupan gula yang menjadi momok bagi beragam penyakit jika berlebihan. Selain itu meski gulanya berkurang, rasanya tetap enak," ujar Prawitya.
Baca Juga: Masih Ada 362 Gempa Susulan di Palu, yang Terasa 12 Gempa
Tidak hanya kandungan gula yang 25 persen lebih rendah, dalam produk baru Milo ini, kata Prawitya Nestle juga memperkaya kandungan malt, vitamin, dan mineral yang lebih tinggi sehingga masalah malnutrisi yang tinggi dan kelebihan gizi alias obesitas dapat diatasi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Body Lotion Mengandung SPF 50 untuk Mencerahkan, Cocok untuk Yang Sering Keluar Rumah
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak
-
Apoteker Kini Jadi Garda Terdepan dalam Perawatan Luka yang Aman dan Profesional
-
3 Skincare Pria Lokal Terbaik 2025: LEOLEO, LUCKYMEN dan ELVICTO Andalan Pria Modern
-
Dont Miss a Beat: Setiap Menit Berharga untuk Menyelamatkan Nyawa Pasien Aritmia dan Stroke
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa