Suara.com - Mengupil atau membersihkan kotoran dalam hidung dengan satu jari adalah hal yang biasa kita dilakukan. Tapi hati-hati, karena sebuah penelitian terbaru telah memberi peringatan awal bagi Anda yang doyan mengupil. Katanya, kebiasaan tersebut dapat menyebabkan penyebaran bakteri berbahaya dan meningkatkan terjadinya pneumonia.
Penelitian yang dipublikasikan dalam European Respiratory Journal ini adalah penelitian pertama yang menunjukkan penularan bakteri dapat terjadi melalui kontak antara hidung dan tangan.
Peneliti menemukan bahwa bakteri dapat berpindah dari tangan ke hidung baik sat mengambil, mencolek, atau hanya menggosok hidung mereka dengan punggung tangan.
Lewat penelitian ini juga, ahli mengimbau orangtua untuk menjaga kebersihan mainan dan tangan anak-anak mereka agar tetap bersih.
Kebersihan juga dapat menghindari penyebaran bakteri, termasuk kepada kerabat lanjut usia yang dianggap lebih rentan terinfeksi.
Peneliti utama penelitian ini, Dr. Victoria Connor dari Liverpool School of Tropical Medicine dan Royal Liverpool Hospital, mengatakan bahwa infeksi pneumokokus adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia.
Penyakit ini diperkirakan telah menyebabkan 1,3 juta kematian anak-anak di bawah lima tahun setiap tahunnya. "Orangtua dan orang-orang dengan imunitas yang terganggu seperti penyakit kronis, juga berisiko tinggi terkena infeksi pneumokokus," katanya.
Connor juga mengatakan bahwa pemahaman masyarakat tentang pneumokokus masih sangat buruk.
"Memiliki pemahaman yang lebih jelas tentang bagaimana bakteri menyebar akan memberikan saran yang lebih baik tentang bagaimana penularan dapat dikurangi, sehingga aksi pencegahan infeksi pneumokokus bisa lebih besar lagi."
Baca Juga: Tanggap Darurat Gempa Palu - Donggala Diperpanjang 14 Hari
Meski begitu, Connor menambahkan memang tidak cukup realistis membuat anak-anak berhenti mengupil, memasukkan tangan, dan menggosok hidung mereka. "Dalam situasi ini, memastikan kebersihan tangan yang baik dan pembersihan mainan atau permukaannya, mungkin akan mengurangi transmisi dan mengurangi risiko terkena infeksi pneumokokus seperti pneumonia."
Prof. Tobias Welte, Presiden European Respiratory Society, menambahkan bahwa studi percontohan ini adalah yang pertama untuk mengonfirmasi bahwa bakteri pneumokokus dapat menyebar melalui kontak langsung, bukan hanya melalui bakteri di udara.
Berita Terkait
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
Terkini
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci
-
Gaya Bermain Neymar Jr Jadi Inspirasi Sepatu Bola Generasi Baru
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana