Suara.com - Ratusan siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Pondok Duta di Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Depok, Jawa Barat mengalami diare. Diduga, bakteri berasal dari sumber air di sekolah yang tercemar bakteri E. coli.
PLH Kasubag Humas Polresta Depok AKP Firdaus mengatakan, diare massal terjadi di sekolah tersebut secara bergantian sejak tanggal 2 hingga 11 Oktober 2018.
Jumlah siswa yang mengalami diare diketahui sebanyak 156 orang. Para siswa menunjukkan gejala umum diare seperti buang air besar lebih dari 5 kali dalam sehari, demam, dan muntah. Sebagian siswa yang mengalami diare parah harus dilarikan ke rumah sakit.
Polresta Depok pun melakukan pengecekan sumber air yang digunakan pihak sekolah. Dalam hal ini juga Polresta Depok telah meminta keterangan pihak sekolah dan yayasan untuk memberikan informasi terkait penggunaan air di lingkungan sekolah.
Hasil pemeriksaan sementara menunjukkan sumber air di sekolah terkontaminasi bakteri E. coli.
“Kami sementara menunggu hasil pengecekan sampel dari laboratorium IPB sebagai hasil uji sampel makanan dan air yang diduga tercemar,” ucap Firdaus, Kamis (18/10/2018).
Dikonfirmasi terpisah, Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Depok Ernawati mengatakan, kasus ini sudah ditangani oleh Dinkes Depok dan sedang dalam tahapan pembuatan laporan investigasi.
Menurut dia, kasus diare di sekolah tersebut ditetapkan sebagai kejadian luar biasa. Dinkes Depok juga masih menunggu hasil pemeriksaan lab untuk memastikan apakah benar diare massal terjadi karena pencemaran bakteri E. coli.
"Masih dilakukan monitoring kasus dan analisa kasus sambil menunggu lab. Kasus ini dibuatkan sebagai kejadian luar biasa (KLB)," tegas dia.
Baca Juga: Gempa Lombok, Pengungsi Terserang Diare Akibat Minum Air Sungai
Berdasarkan data tim dari Dinkes Depok ada penamabahan kasus diare di awal oktober 2018 sampai pertengahan oktober. Semua kasus menurutnya sudah ditangani fasilitas kesehatan baik swasta dan pemkot.
Pihaknya juga sudah melakukan koordinasi penyuluhan dan identifikasi faktor penyebab. Dinkes Depok juga sudah memberikan penyuluhan soal cara mencuci tangan pakai sabun dan perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencegah kejadian ini terulang.
"Kita masih menunggu hasil (pemeriksaan dan investigasi) selama 14 hari. Sumber air yang dicurigai sebagai penyebab sudah ditutup dan tidak digunakan lagi," tutupnya.
Kontributor : Supriyadi
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia