Suara.com - Kanker sarkoma berkembang di jaringan ikat, seperti otot, lemak, tulang, tulang rawan, dan pembuluh darah. Di berbagai belahan dunia, amputasi merupakan metode umum untuk menghilangkan kanker sarkoma tulang dan kanker sarkoma jaringan lunak.
Hal ini diamini oleh Konsultan Senior Onkologi Medis Parkway Cancer Centre (PCC) Dr. Richard Quek. Ia menjelaskan, pada jenis sarkoma yang parah, amputasi memang bisa menjadi satu-satunya metode untuk mencegah penyebaran.
Namun kabar baiknya, dengan kemajuan ilmu medis dan bedah saat ini, para dokter bisa melakukan operasi penyelamatan anggota gerak tubuh untuk kasus sarkoma tulang dan sarkoma jaringan lunak, sehingga meski harus dilakukan amputasi, pasien masih bisa memiliki alat bantu gerak.
"Sekarang sudah ada prostesis yang bisa bertumbuh dan dikendalikan dengan motor digital. Ada alat yang ditanam dan ada pengendali lain di luar yang bisa memicu pertumbuhan bagian tubuh yang digantikan itu sendiri," kata Richard dalam temu media di Jakarta, Rabu (31/10/2018).
Pada sarkoma tahap awal, pasien memiliki peluang untuk menjalani metode penanganan kemoterapi, pembedahan, hingga radiasi. Teknik ini, kata Richard, memungkinkan para dokter untuk memperkecil efek samping, serta menyelamatkan lebih banyak jaringan dan fungsi tubuh.
"Jadi dikemoterapi dulu 10 minggu, lalu pembedahan, baru kemoterapi tiga bulan. Kalau yang sensitif dengan kemoterapi, bisa langsung pembedahan dan radiasi," tambah dia.
Ditambahkan Dr. Leon Foo Siang Shen, Consultant Orthopaedic Surgeon, gejala yang timbul dari sarkoma dapat berbeda-beda, tergantung di bagian mana sarkoma tersebut tumbuh. Bagi pasien yang memiliki sarkoma jaringan lunak di lengan atau kaki, misalnya, gejala paling umum adalah munculnya benjolan besar tanpa rasa sakit.
Sedangkan, jika sarkoma tumbuh di tulang tangan atau kaki, pasien umumnya mengeluhkan nyeri tulang ketika beristirahat atau tidur malam. Gejala-gejala lainnya meliputi ruam gelap, batuk dan sesak napas jika sarkoma berkembang di area dada, serta kembung dan mudah merasa kenyang jika sarkoma berasal di bagian perut.
"Jika kita mengidentifikasi sarkoma pada tahap awal, ketika sel kanker masih terlokalisasi di satu area, tingkat kelangsungan hidup akan jauh lebih tinggi dibandingkan jika didiagnosis pada tahap akhir," tandas dia.
Baca Juga: Artis Duo Singa Mau Polisikan Bupati Bungo, Merasa Ditipu
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Rumahnya Dijadikan Tempat Kebaktian, Apa Agama Krisna Mukti?
- Tak Cuma di Indonesia, Ijazah Gibran Jadi 'Gunjingan' Diaspora di Sydney: Banyak yang Membicarakan
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja