Suara.com - Sebuah penelitian yang melibatkan 300 ribu anak menemukan bahwa resep obat berupa antibiotik untuk anak di bawah usia dua tahun memberi pengaruh tinggi akan terjadinya kegemukan bagi tubuh si anak.
Seperti dilansir Dailymail, Kamis (1/11/2018) penelitian itu mengungkap sebanyak 26 persen anak yang diberi antibiotik berisiko tinggi mengalami kegemukan dalam hidupnya di kemudian hari.
Semakin lama anak-anak mengonsumsi antibiotik, maka semakin besar pula risikonya. Anak perempuan yang diberi empat obat-obatan jenis itu, memiliki tingkat 50 persen risikonya mengalami kegemukan.
Hampir tiga perempat dari total jumlah anak yang diteliti ternyata telah diberi antibiotik sebelum mereka berusia dua tahun. Dan, dari 47 ribu anak-anak yang kegemukan, hampir 90 persen telah diresepkan antibiotik atau antasida saat masih kecil.
Para peneliti mengatakan bahwa obat penguat ini dapat mematikan bakteri penting di usus yang membantu mengatur berat badan
Dr Cade Nylund dari Universitas Ilmu Kesehatan di Maryland sekaligus penulis senior studi tersebut, mengatakan, terlalu banyak antibiotik yang tidak perlu diresepkan bagi bayi yang mungkin tidak membutuhkannya, contohnya untuk penyakit seperti flu biasa.
"Kita harus berhati-hati soal obat-obatan yang mungkin membawa risiko obesitas, karena orang yang mengalami obesitas di masa kanak-kanak biasanya mengalami peningkatan berat badan saat mereka dewasa dan juga menempatkan mereka dalam bahaya tekanan darah tinggi, diabetes, serta masalah jantung,” ungkap Cade Nylund.
Antibiotik telah lama dikaitkan dengan obesitas karena dan para peternak juga memberikan itu untuk hewan ternak mereka agar hewan-hewan ternak memiliki bobot badan yang berat.
Studi ini meneliti resep antibiotik dan antasid untuk 333.353 anak-anak dalam dua tahun pertama dan mengikuti catatan medis mereka hingga usia delapan tahun. Faktor risiko rata-rata obesitas meningkat 26 persen untuk resep antibiotik, tetapi hanya 1 atau 2 persen untuk resep antasida. Hal ini diduga karena antibiotik membunuh bakteri usus lebih cepat.
Baca Juga: HNW ke Massa Aksi 212 Besok: yang Dibela Adalah Kalimat Tauhid
Survei menunjukkan ada risiko khusus untuk anak laki-laki dan untuk anak-anak yang lahir melalui operasi caesar, yang diyakini kehilangan bakteri usus penting yang ditransfer melalui jalur kelahiran normal.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
Terkini
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental