Suara.com - Penderita insomnia kini bisa bernapas lega, karena Anda tidak perlu takut lagi kalau penyakit yang diderita dapat menyebabkan kematian dini. Penelitian terbaru telah mematahkannya
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Beth Israel Deaconess Medical Center menunjukkan kurang tidur dapat meningkatkan denyut jantung seseorang, efeknya diduga bisa menyebabkan kematian dini.
Namun, penulis studi berpendapat bukti yang mendukung sangat terbatas. Sebab kematian dini bisa terjadi jika ditambah dengan faktor pendukung seperti merokok atau obesitas.
Melansir dari Dailymail, penelitian terbaru yang melibatkan 36 juta orang mengungkap, tidak ada bukti kuat bahwa susah tidur berefek kematian. Tatapi, memeperngaruhi kesehatan lainnya mungkin benar.
Dalam review pertama, para peneliti dari Flinders University, Adelaide, menganalisis 17 studi yang menyelidiki kemungkinan hubungan antara insomnia dan mortalitas. Studi dilakukan di seluruh dunia sekitar 11 tahun. Sebagian besar peserta terdiri dari pasien yang menderita insomnia.
Insomnia didefinisikan sebagai gangguan sulit tidur pada malam hari yang dialami selama beberapa hari, pekan, atau bulan.
Maka hasil penelitian menunjukkan, insomnia dapat menyebabkan masalah kehatan bagi si penderita, mulai dari depresi, kecemasan hingga diabetes dan demensia, parahnya dapat memengaruhi umur seseorang. Studi ini dipublikasikan di jurnal Sleep Medicine Reviews.
Penelitian yang dipimpin oleh Dr Nicole Lovato ini menemukan, sulit tidur pada malam haru tidak menyebabkan seseorang meninggal sebelum waktunya.
“Bagi orang-orang tertentu, mungkin mengalami insomnia yang sangat serius. Insomnia adalah gangguan tidur paling umum, yang mempengaruhi sekitar 10 hingga 30 persen orang,” ungkapnya.
Baca Juga: Lima Senjata di PUBG yang Harus Dihindari
JIka insomnia sudah parah, memang harus tetap konsultasikan ke dokter ya guys.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh