Suara.com - Berobat atau melakukan perawatan medis ke luar negeri cukup banyak dilakukan masyarakat Indonesia. Hal-hal seperti tenaga medis berpengalaman dan layanan yang cepat mejadi alasan mereka memilih berobat ke luar negeri. Kendati demikian, ada beberapa risiko atau kekurangan yang perlu diketahui calon pasien jika ingin berobat atau melakukan perawatan medis ke luar negeri.
Nah, sebelum memutuskan untuk berobat atau melakukan perawatan medis di luar negeri, alangkah baiknya mengetahui beberapa kekurangannya berdasarkan informasi yang dirilis Medical Travel News GO.CARE berikut ini.
Adanya biaya tambahan pengobatan
Berobat ke luar negeri tidak hanya mengeluarkan biaya pengobatan, akomodasi, transportasi, dan biaya hidup selama di negara tujuan. Ada juga biaya tak terduga yang mungkin perlu Anda keluarkan selama menjalani pengobatan. Beberapa situasi dan kondisi yang membuat pasien perlu membayar biaya pengobatan ekstra, seperti biaya komplikasi pasca operasi, kamar rawat inap di rumah sakit, biaya obat-obatan dan tindakan pengobatan tambahan.
Perjalanan jarak jauh
Yang namanya berobat ke luar negeri memang mengharuskan pasien untuk terbang dari negara asalnya menuju negara tujuan. Waktu penerbangan yang ditempuh tentu tergantung dari negara tujuan pilihan pasien, di mana hal tersebut bisa memakan waktu 3-9 jam lamanya. Hal ini tentu berisiko apabila pasien telah berusia lanjut atau pasien menderita penyakit yang cukup parah.
Kondisi kesehatan pasca pengobatan
Salah satu hal yang patut dipertimbangkan saat berobat ke luar negeri adalah kondisi pasca tindakan pengobatan. Pasien perlu berkonsultasi kepada dokter mengenai waktu pemulihan dan istirahat sebelum kembali pulang ke negara asal.
Melakukan penerbangan terlalu cepat pasca pengobatan dapat membahayakan kondisi kesehatan Anda, misalnya pembekuan darah, nyeri otot, kram, dan lainnya. Namun, rata-rata dokter menyarankan minimal satu minggu waktu pemulihan sebelum melanjutkan penerbangan.
Reputasi rumah sakit dan staf medis
Saat memutuskan untuk melakukan perawatan medis di luar negeri, pastikan untuk memilih rumah sakit dan tenaga medis dengan reputasi yang baik. Kesalahan dalam memilih rumah sakit dan tenaga medis yang kurang tepat akan berakibat pada kondisi kesehatan Anda.
Bahasa yang digunakan saat komunikasi
Sebagian besar negara tujuan wisata medis sudah menjamin para dokter dan staf medisnya mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Namun, bukan berarti masalah komunikasi tidak dapat terjadi, apalagi di negara yang tidak menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari.
Lingkungan yang terkesan asing
Tinggal di negara orang, walaupun hanya sementara memang akan terasa asing. Hal ini yang kerap membuat pasien merasa bingung dan khawatir. Belum lagi dengan pola perilaku, bahasa yang tidak dipahami, lingkungan, hingga jenis makanan dan minuman yang berbeda, bukan tidak mungkin akan membuat Anda merasa tidak nyaman. Inilah yang kerap membuat pasien menjadi stres dan memberikan dampak terhadap hasil pengobatan yang tengah dijalani.
Baca Juga: Orang Gangguan Jiwa Bisa Nyoblos, JPPR: Sulit Ngukur Kesadarannya
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental