Suara.com - Berita terupdate soal tsunami selat sunda sudah sebanyak 430 orang meninggal dunia 1.495 orang luka-luka, 21.091 orang mengungsi pasca tsunami Selat Sunda.
"Sebanyak 430 meninggal dunia, 1.495 orang luka-luka, sementara yang mengungsi 21.091 orang," kata Juru Bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB, Sutopo, di kantor BNPB, Jakarta, Rabu (26/12/2018).
Bicara bencana pastinya akan menjadi sebuah peristiwa traumatis yang dapat memiliki dampak psikologis yang luar biasa pada individu yang terlibat langsung.
Orang yang selamat, pasti mengalami serangkaian emosi, termasuk kemarahan, frustrasi dan kesedihan, dan dapat bereaksi dengan berbagai cara, termasuk gejala fisik dan psikologis.
Psikolog Fath Fatheya, M.Psi, juga menjelaskan peristiwa traumatik itu wajar dialami oleh orang yang terkena bencana. Peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga sebelumnya, kehilangan materi maupun orang-orang terkasihi, itu pasti akan terdampak secara psikologis.
"Terdapat reaksi-reaksi wajar dialami oleh orang yang terkena bencana, seperti: terguncang (kaget), panik, takut, sedih, bingung, cemas, resah, tidak berdaya, tidak nafsu makan, sulit tidur, atau bahkan sampai kepada reaksi fisik yaitu: pusing, mual, deg-degan, mati rasa, dan lainnya. Reaksi-reaksi ini tidak sama rata dirasakan oleh setiap orang, gejalanya dapat berbeda-beda," ujarnya saat dihubungi Suara.com, Rabu (26/12/2018).
Menurut Fatheya, bagaimana cara orang dalam merespons dan menghadapi peristiwa bencana pun dapat berbeda-beda, dan untuk penyembuhan trauma pasca bencana juga berbeda antara satu orang dengan orang yang lain.
"Mungkin kita butuh waktu untuk memahami apa yang terjadi, sampai pada akhirnya kita dapat menerima peristiwa bencana alam ini, hingga kita ikhlas, kita sudah kehilangan banyak. Ada kok orang dalam rentang waktu beberapa hari pulih, trauma itu kalau didampingi bisa pulih sampai sebulan, namun kadang masih merasakan reaksi tidak menyenangkan dari bencana alam. Tapi kembali lagi setiap orang berbeda-beda menyikapi bencana," lanjutnya.
Fatheya mengimbau agar bisa mempercepat proses pemulihan (tetap tegar), usahakan untuk berkumpul bersama dengan orang-orang yang membuat kita nyaman dan aman.
Baca Juga: Sepi, Tak Ada Cerita Ceria di Pantai Carita
"Kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, papan, dan kondisi yang aman juga harus terpenuhi. secara perlahan-lahan, usahakan untuk bisa saling mendukung satu sama lain," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Uang Jemaah Disita KPK, Khalid Basalamah Terseret Pusaran Korupsi Haji: Masih Ada di Ustaz Khalid
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 24 September 2025: Kesempatan Dapat Packs, Coin, dan Player OVR 111
- Apa Kabar Janji 50 Juta Per RT di Malang ?
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis