Suara.com - Tumbuh di daerah beriklim sedang, wheatgrass adalah salah satu tanaman gandum jenis triticum aestivum yang dipercaya mampu mengatasi sejumlah masalah kesehatan seperti pilek, batuk, demam, dan masalah pencernaan. Bahkan, wheatgrass juga telah digunakan untuk mencegah serta mengobati kondisi yang lebih serius, seperti kanker hingga AIDS.
Tanaman yang dapat tumbuh di dalam maupun di luar ruangan ini menjadi sumber vitamin (A, E, C, K, dan B6), mineral (kalsium, selenium, magnesium, zat besi), serta antioksidan. Umumnya wheatgrass dikonsumsi dengan cara dijus atau daunnya dikeringkan dan dibuat menjadi tablet atau kapsul.
Hal ini karena klorofil di dalamnya bertindak seperti hemoglobin (protein dalam sel darah merah yang mengangkut oksigen) dan meningkatkan kadar oksigen dalam tubuh.
Terlepas dari semua klaim manfaat kesehatan, ada sangat sedikit bukti bahwa wheatgrass benar-benar berfungsi untuk mendetoksifikasi atau mencegah atau menyembuhkan penyakit. Sebagian besar dari sedikit penelitian yang telah dilakukan berfokus pada efek wheatgrass pada sistem pencernaan, berikut di antaranya.
1. Memperbaiki gejala kolitis ulserativa
Sebuah studi tahun 2002 yang dilakukan oleh para peneliti di Israel menunjukkan bahwa pengobatan dengan jus wheatgrass dapat meringankan gejala kolitis ulserativa (radang usus besar). Masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai efeknya, tetapi itu menunjukkan kemungkinan manfaat dari wheatgrass.
2. Mengurangi efek samping kemoterapi
Meskipun tidak ada bukti ilmiah bahwa wheatgrass dapat mengecilkan tumor atau meningkatkan kelangsungan hidup pada pasien kanker, sebuah studi pendahuluan dari 60 wanita dengan kanker payudara menemukan bahwa wheatgrass mengurangi beberapa efek berbahaya dari kemoterapi tanpa mengubah efektivitas pengobatan.
Meskipun wheatgrass dianggap aman, beberapa orang mengalami efek samping setelah mengonsumsinya, terutama dalam dosis tinggi. Mulai dari efek ringan seperti sakit kepala dan mual, hingga reaksi alergi yang lebih serius seperti gatal-gatal dan pembengkakan tenggorokan.
Himedik/Dwi Citra Permatasari Sunoto
SUMBER: Himedik.com
Berita Terkait
-
Normalnya, Sehari Kentut Berapa Kali? Ini Kata Ahli Gizi soal Batas Jumlah yang Sehat
-
Madu + Kunyit: Rahasia Dokter Sembuhkan GERD dan Tukak Lambung Secara Alami
-
Revolusi Pengobatan Tumor Pencernaan: EUS-RFA, Harapan Baru Tanpa Sayatan Besar
-
5 Makanan ini Bisa Bantu Bersihkan Usus Secara Alami, Salah Satunya Yogurt
-
Mengenal Inulin dan 5 Manfaatnya bagi Kesehatan Tubuh, Sudah Tahu?
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan