Suara.com - Perayaan tahun baru bisa dinikmati semua kalangan, termasuk pengidap disabilitas dari kelompok tunanetra. Kendati tak bisa menikmati indahnya kembang api yang bertaburan di langit, mereka memiliki cara tersendiri untuk merayakan tahun baru.
Ratusan tunanetra terlibat dalam lomba goal ball, semacam olahraga bola voli bagi para tuna netra. Mereka berasal dari Blitar, Kediri, Jogja, Jambi, Palembang, Bandung, Semarang, Kabupaten Semarang, Solo, Klaten, Temanggung, Pemalang dan lainnya.
"Pas tahun baru kan banyak orang pergi lihat kembang api, sementara tunanetra kan kembang api ora ketok (tidak terlihat), akhirnya daripada ke mana-mana isinya kembang api. Yuk kita kegiatan olahraga, dan teman-teman seneng olahraga," kata Basuki, pengelola Rumah Sahabat Mata Semarang, Selasa (1/1/2019).
Goal ball, kata Basuki, adalah olahraga yang paling familiar dikalangan para tuna netra. Ada lima pemain, dengan tiga pemain utama dan dua cadangan. Mereka harus menjaga tiga gawang yang ada dibelakangnya agar tidak kebobolan lawan.
"Lempar bolanya tidak dinaikan tapi digelindingkan ke lantai lapangan. Bolanya ada bunyi gemerincing sebagai penunjuk arah meluncur bola," kata Basuki.
Ada 45 tim yang terdiri dari 33 tim putra dan 12 tim putri. Mereka bertanding sejak 30 Desember 2018 sampai 1 Januari 2019.
Tak hanya menggelar turnamen goal ball. Para tuna netra diajak pula mengikuti pelatihan tanda tangan dan menulis. Pelatihan itu berguna saat tuna netra berurusan dengan pihak perbankan dan korespondensi surat menyurat via pos.
"Dalam urusan perbankan sekarang tak boleh cap jempol, akan sulit bagi tuna netra yang sejak lahir atau dari kecil karena tanda tangannya selalu berbeda-beda," ujar Basuki.
Hal yang sama juga selama tulis menulis. Banyak tuna netra yang dari lahir mampu menulis sebatas dari apa yang didengar, bukan dari ejaan penulisan.
Baca Juga: Harga Pertamax dan Tarif Listrik Jadi Pemicu Inflasi Desember 2018
"Misal saat menulis 'stand pameran', malah jadinya 'setan pameran', karena dari apa yang dia dengar saja. Itu berimbas saat mereka mengirim surat, banyak alamat salah tulis sehingga kembali lagi suratnya ke pengirim," paparnya.
Melalui kegiatan itu, Basuki berusaha menunjukan ke masyarakat jika para tuna netra bisa berbuat lebih sesuai minta dan bakatnya.
"Dulu hanya pandai memijat dan main musik, tapi sekarang banyak kok yang jadi penyiar, bahkan atlit. Kami sendiri mengirimkan 20 atlit nasional untuk Asian Paragames 2018 dan Paralimpic kemarin," ucapnya.
Selain itu, mereka juga mengikuti turnamen catur dengan menggunakan sistem Swiss enam babak, untuka memperebutkan Piala Wakil Gubernur Jawa Tengah.
"Kalau yang goal ball merebutkan piala bergilir Sahabat Mata dan ini sudah tahun kelima. Hadiahnya total ada Rp 15,5 juta," tukas Basuki.
Kontributor : Adam Iyasa
Berita Terkait
-
Kerja PNS DKI Jakarta di Awal Tahun 2019, Ribuan Anak Buah Anies Bolos
-
Buka Tahun Baru 2019, Jokowi Jogging di Kebun Raya Bogor
-
Tahun Baruan di Singapura, Aksi Raditya Dika di Kamar Bikin Murka Warganet
-
Pengelola Umbul Ponggok Raup Rp 100 Juta Per Hari Selama Musim Libur
-
Catat, Daftar Resolusi Tahun Baru Demi Aktualisasi Diri
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Fakta Super Flu, Dipicu Virus Influenza A H3N2 'Meledak' Jangkit Jutaan Orang
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit