Suara.com - Titi Wati, perempuan asal Palangkaraya, baru-baru ini menjadi sorotan usai dievakuasi ke rumah sakit karena kondisi obesitas yang dialaminya. Perempuan berusia 37 tahun ini memiliki berat badan 350 kilogram yang membuatnya sulit untuk bergerak. Bahkan untuk mengeluarkannya dari rumah, tim harus menjebol dindingnya.
Titi Wati adalah satu dari sekian banyak kasus obesitas yang terjadi di Indonesia. Jika Anda masih ingat dengan Arya Permana, bocah asal Karawang yang juga obesitas dengan berat 192 kg, kini bobotnya telah turun hingga 90 kg.
Disampaikan Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan, dr Kirana Pritasari, MQIH, kasus-kasus obesitas terkait dengan perilaku makan dan aktivitas yang dijalani seseorang. Ketika asupan makanan yang masuk lebih besar dibandingkan aktivitas yang dijalani, maka hal inilah yang menyebabkan obesitas.
"Untuk kasus obesitas yang luar biasa, intervensinya juga luar biasa. Kita sudah tidak bisa memberi nasihat diet lagi," ujar dr Kirana dalam peringatan Hari Gizi Nasional, Jumat (18/1/2019).
Kirana menambahkan, obesitas memang tidak menyebabkan kematian, namun komplikasi akibat penyakit menular yang dialami orang dengan obesitas dapat memicunya. Itu sebabnya, Kementerian Kesehatan tak pernah lelah mengedukasi masyarakat untuk hidup aktif dan rutin melakukan pemantauan kesehatan.
"Timbangan kan ada dimana mana. Bisa hitung Indeks Massa Tubuh kita, kalau di atas 27, itu obesitas. Jadi kalau sudah di atas 27, harus hati-hati. Hitung kalori yang keluar berapa sehari, usahakan asupannya jangan lebih dari itu," imbuh dia.
Ia juga mengingatkan agar masyarakat membatasi asupan makanan manis seperti nasi putih, cokelat, dan gula karena akan diubah menjadi lemak. Biasakan konsumsi makanan keluarga karena lebih mudah mengontrol jumlah gula, garam, dan lemak.
"Kebiasaan makan di luar sebenarnya membuat kita tidak bisa mengontrol makanan kita. Kalau masakan keluarga, kita bisa mengontrol gula, garam, dan lemaknya berapa sehingga tidak berlebihan," tambah dia.
Dalam kesempatan yang sama, dr. Cut Putri Arianie MH.Kes, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, mengatakan bahwa prevalensi obesitas tertinggi di Indonesia berdasarkan Riskesdas 2018 antara lain Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Kalimantan Utara. Sementara untuk prevalensi terendahnya adalah NTT.
Baca Juga: Jokowi Punya Alasan Bebaskan Napi Teroris Abu Bakar Baasyir
"Kalau bingung hitung massa tubuh, bisa lihat dari lingkar perut, tidak boleh lebih dari 80 cm untuk perempuan, lelaki tidak boleh lebih dari 90 cm. Usahakan bergerak minimal 10 ribu langkah kaki," tandas dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
-
Gagal di Sea Games 2025, Legenda Timnas Agung Setyabudi Sebut Era Indra Sjafri Telah Berakhir
Terkini
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya