Suara.com - Pernah berpikir mengurangi lebih sedikit produk hewani untuk berkontribusi menyelamatkan planet ini, tapi belum terlalu siap menjadi seorang vegan? Mungkin Anda bisa mengikuti diet satu ini.
Seperti namanya, Flexitarian Diet, diet ini terbilang lebih fleksibel, karena istilah ini merujuk pada diet yang sebagian besar mengonsumsi nabati, tetapi masih memungkinkan pelakunya menyantap daging.
Ya, ini memang membuat Anda secara drastis mengurangi konsumsi daging, tetapi jauh lebih fleksibel daripada veganisme atau vegetarianisme. Tak heran, banyak orang yang menggunakan Flexitarian Diet ini sebagai jalur menuju gaya hidup nabati.
Diet ini berada di tengah dan menjadi rem untuk seseorang agar tidak makan terlalu banyak daging dan seorang menjadi vegan penuh. Menjadi seorang Flexitarian Anda tidak terlalu kaku terhadap pemilihan makanan, tapi tetap memberikan kontribusi membantu menjaga ekosistem planet ini.
Ahli gizi Charlotte De Curtis mengatakan Flexitarian tidak terlalu ketat dan lebih mudah diikuti daripada diet vegan yang ketat. Dan biasanya tidak ada langkah-langkah ketat seperti menghitung kalori atau makro.
"Pendekatan diet ini kemungkinan akan melihat peningkatan mikronutrien yang dikonsumsi (vitamin dan mineral), yang merupakan manfaat besar bagi kesehatan secara keseluruhan," ujar dia.
Ahli gizi dan flexitarian, Rhiannon Lambert setuju bahwa pasti ada manfaat ketika Anda mengurangi makan daging. Tapi untuk daging olahan, sebaiknya Anda harus benar-benar waspada.
"Dalam studi diet dan penyakit terbesar yang pernah dilakukan (dan masih berlanjut), dilaporkan pada tahun 2013 bahwa daging olahan meningkatkan risiko kematian, sementara efek tersebut tidak terlihat pada daging merah yang tidak diproses," jelas Rhiannon.
Daging merah yang tidak diproses dan dimasak dengan benar sebenarnya sangat sehat. Ini kaya dengan vitamin, mineral, antioksidan dan sarat dengan protein dan lemak sehat yang memiliki efek mendalam pada kesehatan kita.
Baca Juga: Mengenal 'Win-Win Diet' yang Ramah Lingkungan
"Jadi, jika Anda ingin mengurangi asupan daging Anda, Rhiannon menyarankan bahwa tidak pada semua daging, karena ketika berbicara mengenai kesehatan, tidak semua produk daging berkualitas baik bisa baik untuk Anda," katanya.
Rhiannon berpikir bahwa pendekatan Flexitarian dapat menjadi cara sederhana mendapatkan yang terbaik dalam segi lingkungan dan kesehatan.
"Menjadi flexitarian dan makan makanan nabati yang lebih banyak mungkin terdengar seperti penyesuaian pola makan utama tetapi manfaatnya dapat dilihat sangat mengesankan," jelasnya.
Ada banyak penelitian yang memang menunjukkan bahwa vegetarian dan vegan hidup lebih lama dan memiliki risiko lebih rendah terhadap beberapa penyakit serius daripada pemakan daging. Meskipun, kelompok-kelompok ini umumnya lebih sadar kesehatan daripada pemakan daging.
"Tapi kita semua unik dan apa yang berhasil untuk satu orang mungkin tidak bekerja untuk yang berikutnya. Karena, begitu Anda mulai menghilangkan kelompok makanan utuh (daging-dagingan), Anda benar-benar dapat menghadapi risiko kekurangan vitamin dan mineral," ujar dia.
"Saya tidak bilang kalau diet ketat seperti vegan tidak bisa diikuti. Tapi karena alasan inilah saya tidak bergabung dengan Veganuary, tetapi saya lebih menikmati #MeatFreeMonday. Itulah mengapa saya menganggap diri saya Flexitarian. Anda bisa tetap mengonsumsi daging setidak seminggu kali," ujar dia. [Metro]
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaik November 2025, Cocok Buat PUBG Mobile
-
Ratusan Hewan Ternak Warga Mati Disapu Awan Panas Gunung Semeru, Dampak Erupsi Makin Meluas
Terkini
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining