Suara.com - Indonesia Alami Masalah Gizi Ganda, Kenapa Stunting Jadi Prioritas?
Indonesia mengalami beban gizi ganda yakni stunting dan obesitas. Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa prevalensi bayi stunting di Indonesia mencapai 30.8 persen, sementara kasus obesitas 21.8 persen.
Meski keduanya merupakan masalah, penanganan stunting menjadi prioritas bahkan tak hanya di Kementerian Kesehatan namun juga kementerian lembaga lainnya.
Menurut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, stunting lebih menjadi prioritas untuk ditekan karena berpotensi menciptakan kemiskinan di masa mendatang. Padahal, kata dia, Indonesia sedang berusaha mengentaskan masalah kemiskinan.
"Sedangkan obesitas dampaknya pada kematian akibat penyakit tidak menular. Sehinga target strategis stunting lebih ke pembangunan kalau obesitas lebih ke kesehatan. Pendekatannya berbeda. Yang lebih urgent karena kita bisa lihat daerah yang stuntingnya tinggi, kemiskinannya tinggi," ujar Bambang dalam Peringatan Hari Gizi Nasional ke 59 di Kementerian Kesehatan, Jumat (25/1/2019).
Bambang menjelaskan, penanganan stunting tidak hanya spesifik di sisi kesehatan tapi lintas sektor. Kementerian Kesehatan, kata Bambang memang bertanggung jawab dari sisi gizi, tapi bukan berarti kementerian lain seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian, hingga Kementerian Desa tidak berperan.
"Ketika bicara tentang pengatentasan gizi itu juga termasuk pangan. Kementan didorong untuk meproduksi makanan yang lebih segar terutama sayur dan buah, termasuk protein hewani dan karbohidrat. Lalu Kemenperin didorong melakukan fortifikask sehingga gizi makanan bisa lebih optimal. Dari Kemendes bisa mengalokasikan dana desa untuk posyandu," imbuh dia.
Kini pihaknya dan jajaran kementerian lembaga lainnya fokus untuk menangani stunting di daerah yang prevalensinya cukup tinggi, seperti Nusa Temggara Timur.
Menurut dia, meski prevalensi stunting menurut Riskesdas 2018 mengalami penurunan, angka 30 persen masih terbilang tinggi jika dibandingkan dengan populasi Indonesia.
Baca Juga: Pencarian Emiliano Sala Resmi Dihentikan
"Tentunya kita punya keinginan agar masalah gizi ganda stunting dan obesitas menurun, Angka 30 persen masih sangat besar yang bahayanya akan menciptakan kemiskinan di masa depan," tandas Bambang.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
Terkini
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar