Suara.com - Kunyah Serangga Hidup-Hidup Bisa Cegah Kanker?
Seorang ibu tiga anak dari Los Angeles bernama Marcela Iglesias mengaku rutin mengonsumsi lima kumbang China hidup-hidup setiap hati demi kesehatan.
Marcela percaya mengonsumsi kumbang hidup setiap hari merupakan cara terbaik untuk mencegah kanker, mengobati rasa sakit kronis, radang sendi. dan berbagai masalah pencernaan.
Kenapa hidup-hidup? Kata Marcela, kumbang hidup memiliki kandungan yang disebut "coleotoxin" yang diklaim kaya akan manfaat.
Dikutip dari Oddity Central, teori tersebut didukung lewat penelitian yang dikeluarkan pada 2011 lalu dan mengatakan bahwa coleotoxin dapat mengurangi pertumbuhan sel tumor hingga lebih dari 70 persen.
Meski penelitian tersebut masih menuai kontroversi, tetapi Iglesias tidak peduli. Ia mengatakan meski misalnya benar serangga tidak dapat mencegah kanker, toh serangga seperti kumbang tetap merupakan sumber protein yang hebat.
Kini, perempuan kelahiran Argentina yang telah tinggal di California selama 20 tahun tersebut tengaj mengembang biakkan kumbang China di rumahnya sendiri.
Kumbang dipelihara dalam sebuah wadah kecil, dan hanya diberi potongan roti, gandum, ata selada setiap hari.
Kata Mercela, ia belajar mengenai manfaat mengonsumsi kumbang hidup dari teman dekatnya yang telah berjuang melawan kanker stadium akhir.
Baca Juga: Video: Anak 4 Tahun Bermain Trampolin Pakai Kursi Rodanya Mencuri Perhatian
Teman Marcela menolak melakukan kemoterapi dan beralih mengonsumsi sekitar 40-50 kumbang China hidup hidup setiap hari, samlai akhirnya ia dinyatakan bebas kanker.
Tapi tentu saja Marcela menelan dosis yang jauh lebih kecil karena ia tidak menderita penyakit apa pun.
"Serangga memiliki banyak manfaat kesehatan, tidak hanya untuk menyembuhkan kanker tetapi juga arthritis, sakit kronis, masalah pencernaan dan banyak lagi - di Asia sangat populer untuk memakan serangga," kata Marcela Iglesias kepada Storytrender.
Mengonsumsi kumbang untuk kesehatan sendiri telah lama populer di negara asal Marcela Iglesias, Argentina.
Meski begitu, studi ilmiah belum dapat mengonfirmasi secara meyakinkan klaim bahwa serangga dapat mencegah atau menyembuhkan kanker.
Tag
Berita Terkait
-
Gawat! Ilmuwan Sebut 100 Tahun Lagi Serangga Akan Punah
-
Kisah Pria Pacari Kecoa dan Memakannya saat Maut Menjemput
-
Hii, Kaki Bocah Ini Terancam Diamputasi karena Gigitan Serangga!
-
Beli Permata di Indonesia, Bule Ini Temukan Makhluk Misterius
-
Unik, Mesin Penjual Otomatis Ini Jual Serangga untuk Ngemil!
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?