Suara.com - Nyaris Mati karena Infeksi Langka, Buddy Rela Kehilangan Tangan dan Kaki
Jason "Buddy" Miller nyaris kehilangan nyawa karena infeksi langka yang dialaminya. Ia pun harus rela kehilangan tangan dan kaki karena harus diamputasi.
Akhir tahun lalu Buddy bekerja sebagai awak kapal feri Sydney Manly. Ia menghabiskan hari-harinya bepergian bolak-balik melintasi pelabuhan.
Namun, tak lama kemudian pria 48 tahun itu harus menghabiskan waktu lebih dari 100 hari di rumah sakit. Semuanya dimulai pada Oktober tahun lalu, tepat setelah ia kembali dari liburan di Filipina dan mengira akan sakit flu.
"Saya merasakan radang tenggorokan, badan terasa sakit. Saya seharusnya pergi ke dokter lebih awal, tetapi saya menunda satu hari untuk melihat, apakah saya akan merasa lebih baik dan bisa kembali bekerja," katanya, dikutip HiMedik.com dari ABC News.
Setibanya di UGD di Northern Beaches Hospital Sydney, ia pingsan dan menderita sakit parah dengan syok septik dan kegagalan organ.
Diberitakan Daily Telegraph, Buddy telah mengidap dua infeksi bakteri, Streptococcus, yang umum ditemukan, dan Aerococcus, yang langka. Kombinasi dua infeksi bakteri yang mematikan itulah yang menyebabkan syok septik parah, kegagalan banyak organ, dan sindrom syok toksik pada Buddy. Namun, dokter tidak bisa memastikan bagaimana Buddy tertular infeksi tersebut.
Setelah keluarga diberitahu bahwa Buddy hanya memiliki peluang 10 persen untuk bertahan hidup, tim medis memanggil seorang pastor untuk membacakan ritus terakhirnya. Selain itu, Jhayda, putrinya yang berusia tujuh tahun, dibawa masuk untuk mengucapkan selamat tinggal kepada ayahnya.
"Mereka memberi tahu saya bahwa saya punya sisa waktu satu jam, hanya itu yang tersisa di hidup saya. Satu jam dan saya tidak akan bisa melanjutkan hidup," katanya, seperti yang dilaporkan ABC News.
Baca Juga: Reaksi Kocak Warganet saat Jakarta Tercatat dengan Polusi Udara Tertinggi
"Begitulah cepatnya saya beralih dari bersenang-senang ke keadaan hampir mati," tambahnya.
Dr Michael Mina, spesialis penyakit menular yang merawat buddy mengatakan tidak ada yang mengira Buddy bakal selamat.
Sebabnya, Buddy mengalami syok septik yang sangat parah, mengakibatkan kematian jaringan di banyak anggota tubuhnya.
"Ketika Anda mengalami infeksi yang luar biasa ini, sirkulasi Anda mati, Anda tidak mendapatkan cukup darah di jaringan Anda, dan mereka mati, dan itulah yang terjadi padanya," ujar Dr Mina.
Buddy sadar kembali setelah tujuh hari, dengan tangan dan kaki yang bengkak dan hitam. Dokter menjelaskan, dia kemungkinan besar akan kehilangan kaki dan tangannya.
Sepsis dan obat-obatan yang diberikan untuk menyelamatkan hidupnya ternyata telah mengurangi sirkulasi darah ke lengan dan kakinya. Kini tangan dan kakinya telah diamputasi.
"Mereka harus menjaga semua organ vital saya agar tetap hidup, otak saya, hati saya, paru-paru saya," kata Buddy.
Ia pun mengaku bersyukur meski harus kehilangan kaki dan tangan. Menurutnya kehilangan kaki dan tangan lebih baik dari kehilangan nyawa dan tak bisa lagi bertemu dengan keluarga.
"Jadi, saya senang harus kehilangan tangan dan kaki saya. Saya senang dengan kesepakatan itu daripada tidak berada di sini berbicara dengan Anda," tutupnya. (Himedik/Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana)
Berita Terkait
-
Penting, 5 Langkah Tepat Membersihkan Luka agar Tidak Infeksi
-
Cotton Bud Tersangkut di Telinga, Pria Ini Pingsan dan Kejang-kejang
-
Ini Hubungan Frekuensi Mandi dengan Risiko Infeksi Kuman
-
Alasan Kebiasaan Menggigit Kuku Berbahaya Bagi Kesehatan
-
Infeksi Mata Karena Pakai Softlens? Hindari Dengan 4 Cara Ini
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone