Suara.com - Debat Cawapres, Dekan FKUI Anggap Pembahasan Soal Stunting Belum Optimal
Masalah stunting menjadi topik perdebatan kedua calon wakil presiden dalam debat ketiga yang berlangsung Minggu malam tadi. Calon Wakil Presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin berjanji menurunkan stunting hingga 10 persen dalam lima tahun jika menang Pilpres 2019 bersama Jokowi. Ia juga mengklaim pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla telah berhasil menurunkan angka stunting hingga 7 persen.
Sementara Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno mengklaim akan mengentaskan masalah kesehatan termasuk anak-anak yang memiliki gizi buruk atau stunting lewat penyediaan susu tablet dan kacang hijau kepada seluruh siswa sekolah dasar dan taman kanak-kanak (TK).
Dalam keterangan resmi yang diterima Suara.com, Senin (18/3/2019), Prof dr Ari Fahrial Syam selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menganggap bahwa pengetahuan kedua kandidat tentang stunting masih belum optimal. Hal ini diakuinya wajar karena kedua kandidat memang tidak memiliki latar belakang di bidang kesehatan.
"Stunting sepertinya kurang disadari berhubungan dengan masalah serius bangsa, (padahal) anak-anak stunting akan menjadi beban saat bonus demografi nanti datang," tulis Prof Ari.
Ia menegaskan bahwa stunting bukan soal tampilan semata di mana anak stunting menjadi lebih pendek, namun kemampuan kognitifnya yang berada di bawah rata-rata teman seusianya yang normal. Itu sebabnya stunting harus menjadi perhatian serius bagi pemerintahan mendatang.
"Bukan saja bicara anak-anak yang lebih pendek dari rata-rata tinggi anak seusianya tetapi juga dikaitkan dengan kecerdasan yang juga lebih rendah jika dibandingkan dengan teman-temannya. Sehingga anak-anak stunting ini tidak bisa seproduktif anak-anak seusianya di usia remaja dan dewasanya," imbuh Prof Ari.
Prof Ari mengatakan bahwa stunting sangat erat kaitannya dengan kemiskinan. Kaum hawa yang berada dalam jerat kemiskinan maka akan sulit mendapatkan makanan bergizi saat hamil maupun ketika buah hatinya lahir ke dunia.
"Stunting bukan saja masalah asupan dan intake makanan tetapi yang penting adalah stunting juga bicara soal kemiskinan, kemampuan untuk membeli makanan yang bergizi baik untuk ibu calon ibu, bayi baru lahir dan asupan makan untuk balita. Bahkan bukan saja untuk makanan yang bergizi untuk makan sehari-hari saja mungkin juga susah," katanya.
Baca Juga: Kerabat Prabowo Subianto Nyamar Jadi Cewek saat Bobol Mesin ATM
Lebih lanjut stunting juga bicara soal kematangan ibu saat menikah dan hamil. Karena memang segala sesuatunya harus dipersiapkan dengan baik. Periode 1.000 hari pertama kehidupan sejak bayi berkembang dalam perut sang ibu juga menjadi faktor penentu stunting.
"Bagaimana kondisi si calon ibu, baik sebelum menikah, saat menjadi ibu hamil, dan juga proses melahirkan sampai perawatan bayi baru lahir termasuk program imunisasinya," lanjut dia.
Prof Ari mengatakan bahwa pelayanan kesehatan belum terdistribusi dengan baik sehingga akses masyarakat untuk mendapat pelayanan kesehatan belum optimal. Hal ini menyebabkan penanganan permasalahan kesehatan juga belum optimal baik untuk perawatan selama hamil, saat melahirkan dan pasca melahirkan.
"Dengan begitu luasnya wilayah Indonesia keberadaan ibu-ibu di posyandu merupakan suatu hal yang penting sebagai kader kesehatan. Pemberian makanan tambahan bisa di kordinasi dengan para ibu kader ini," kata Prof Ari.
Secara keseluruhan Prof Ari menilai bahwa kepeduliam kedua kandidat terhadap masalah stunting cukup tinggi namun ia melihat bagaimana strategi untuk mengatasi masalah ini belum sesuai dengan harapan karena mengatasi stunting bukan saja masalah sedekah putih atau ASI eksklusif.
"Ini merupakan penanganan yang menyeluruh dengan melibatkan semua sektor karena ini berhubungan dengan kehidupan yang layak dengan terpenuhi kehidupan primer dengan ditunjang oleh fasilitas kesehatan yang memadai," tandasnya.
Berita Terkait
-
Maruf Disindir Bawa Contekan, TKN: Sandiaga Lebih Parah Bawa Gadget
-
Hasil Debat Versi BPN: Sandiaga Menang 4-1 dari Maruf Amin
-
Marak Akun Fitnah Ibu Lis, BPN: Kalian akan Diburu Cawapres Maruf Amin
-
Debat Cawapres 2019, Ini 7 Meme Infrastruktur Langit Kocak ala Netizen
-
Salah Sebut, Inikah Sosok Ibu Lis yang Dimaksud Sandiaga Uno?
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Perawatan Mata Modern di Tengah Maraknya Gangguan Penglihatan
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat
-
Susu Kambing Etawanesia Bisa Cegah Asam Urat, Ini Kata dr Adrian di Podcast Raditya Dika
-
Toko Roti Online Bohong Soal 'Gluten Free'? Ahli Gizi: Bisa Ancam Nyawa!
-
9.351 Orang Dilatih untuk Selamatkan Nyawa Pasien Jantung, Pecahkan Rekor MURI
-
Edukasi PHBS: Langkah Kecil di Sekolah, Dampak Besar untuk Kesehatan Anak
-
BPA pada Galon Guna Ulang Bahaya bagi Balita, Ini yang Patut Diwaspadai Orangtua
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah