Suara.com - 4 Dampak Psikologis Orang yang Kecanduan Olahraga.
Pernahkah menyadari bahwa diri Anda adalah seorang yang kecanduan olahraga? Olahraga tentu menjadi kegiatan yang menyehatkan. Komitmen untuk menjalani olahraga tentu sangat penting baik itu dalam menjalani pola hidup sehat.
Setelah sesi lari maraton, atau naik sepeda gunung, Anda mendapatkan endorfin kimia yang membanjiri tubuh — dan hal-hal ini mudah untuk membuat Anda ketagihan. Tetapi ketika komitmen Anda untuk menjadi lebih cepat, lebih kuat, dan lebih jauh lagi, Anda bisa saja melewati batas antara komitmen olahraga atau Anda sudah kecanduan.
“Kecanduan olahraga melibatkan aktivitas, berlari, melatih triathlon, yang awalnya dimulai dengan kesenangan, kemudian bergeser menjadi kompulsif dan terasa ini seperti tanggung jawab hidup sehari-hari,” kata Gloria Petruzzelli, psikolog klinis berlisensi dan psikolog olahraga di layanan kesehatan dan konseling mahasiswa Universitas Negeri California seperti dilansir Mensjournal.
"Atlet mungkin tidak menyadari perilaku mereka di luar kendali, karena mereka dengan mudah untuk menemukan orang lain atau kelompok yang membenarkan perilaku ekstrem mereka dalam berolahraga," tambahnya.
Berikut dampak psikologis yang timbul jika Anda seseorang yang kecanduan olahraga.
1. Bukan seorang pro, tapi mengorbankan banyak hal
“Sangat tidak sehat ketika Anda menghabiskan banyak waktu setiap hari, mengorbankan keluarga atau kumpul-kumpul sosial untuk menghabiskan waktu ekstra dalam gym dan olahraga,” kata Petruzzelli.
Hidup Anda membutuhkan keseimbangan, Petruzzelli tidak membahas soal sehat atau tidak menyehatkan secara fisik, tapi ini lebih kepada sisi psikologis. "Kepatuhan kaku pada rutinitas latihan yang ketat dan berulang tanpa fleksibilitas keseharian pada umumnya, itulah tanda bahaya utama," jelasnya.
Baca Juga: Berhubungan Intim 5 Jam Nonsetop, Perempuan Ini Tewas di Ranjang
"Ketika semua waktu Anda, interaksi sosial, dan uang adalah tentang satu olahraga, mengingat bahwa Anda bukan seorang profesional, dan Anda tidak memiliki hobi atau minat lain, saya akan merekomendasikan untuk mendapatkan evaluasi dari seorang profesional kesehatan mental," saran Petruzzelli.
2. Habiskan banyak dana
Petruzzelli kerap menemukan orang yang candu terhadap triathlon. Olahraga ini tentu sangat mahal.
"Anda bisa menghabiskan ribuan dolar untuk pakaian selam, sepeda berkualitas, dan perlengkapan yang menyertainya. Anda juga bisa menghabiskan waktu berjam-jam setiap hari untuk berlatih, karena ini adalah kegiatan yang panjang. Anda harus realistis menyikapi ini. Coba lihat aspek lain dari kehidupan Anda, Anda mungkin mengambil terlalu banyak hal fokus pada sebuah olahraga (triathlon)," katanya tentang konsekuensi bila kecanduan olahraga.
3. Merasa bersalah jika melewatkan latihan
Lelaki dan perempuan menderita rasa bersalah yang ekstrem ketika tidak dapat berlatih, kata Petruzzelli. Mereka juga cenderung “menebus” sesi yang terlewat dengan melatih berlebihan dan membebani tubuhnya. Jika Anda menyalahkan diri sendiri atau sengaja menghindari acara sosial yang mungkin berbenturan dengan latihan Anda, saatnya untuk mengevaluasi kembali.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
Terkini
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci
-
Gaya Bermain Neymar Jr Jadi Inspirasi Sepatu Bola Generasi Baru
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?