Subjek penelitian dipasangi perangkat yang mirip dengan Fitbit untuk merekam gerakan mereka setiap 30 detik. Setiap orang mengumpulkan 20.000 poin data, yang kemudian digunakan untuk membandingkan tingkat aktivitas dari kedua kelompok.
Ada perbedaan yang besar antara orang dengan NFC rendah dan NFC tinggi.
Selama seminggu itu, mereka yang memiliki NFC rendah jauh lebih aktif daripada mereka yang memiliki NFC tinggi. Di akhir pekan, data menunjukkan perbedaan yang tak begitu jauh, yang berarti kedua kelompok itu sama-sama lebih suka bersantai.
Namun, menurut Vice, merujuk sebuah artikel dari Independent, tingkat kognisi bukanlah cerminan dari kecerdasan seseorang.
"Orang dengan IQ lebih rendah bisa menikmati kehidupan kontemplatif dan tantangan kognitif yang bagus, misalnya. Demikian pula, banyak orang dengan IQ tinggi tidak suka menggunakan otak mereka dengan cara yang menantang," ungkap si penulis.
McElroy percaya, motivasi sederhana adalah faktor kunci aktivitas fisik seseorang. Orang bisa memilih melakukan aktivitas fisik yang lebih lama ketika mereka menghindari tugas yang membutuhkan aktivitas mental yang menantang.
"Hanya karena Anda tampaknya malas atau dianggap orang lain memenuhi syarat sebagai pemalas, Anda mungkin sebenarnya sedang sibuk dengan beberapa jenis pemikiran dalam tingkat yang lebih tinggi untuk mencapai suatu tujuan," kata McElroy.
Disebutkan, orang-orang yang cerdas sebenarnya sadar akan risiko kesehatan dari gaya hidup malasnya meskipun mereka mungkin tetap tidak berbuat apa-apa untuk mencegahnya.
McElroy dan para peneliti berencana untuk menyelidiki lebih lanjut subjek yang memiliki NFC tinggi dan jarang gerak ini untuk menemukan apa yang mereka lakukan ketika tidak bergerak secara fisik. [Himedik/Eleonora]
Baca Juga: Sindiran Warga ke MUI: Enggak Usah Bawa Golput ke Persoalan Halal dan Haram
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat