Suara.com - Duh, Manfaat Gizi Ikan Mujair Bisa Hilang karena 3 Hal Ini
Makan ikan mujair merupakan salah satu sumber gizi yang baik dengan harga yang cukup murah.
Dikutip Himedik dari Healthline, 100 gram ikan mujair mengandung 26 gram protein dan hanya 128 kalori. Selain itu, ikan mujair kaya akan niasin, vitamin B12, fosfor, selenium, dan kalium.
Ikan mujair juga merupakan sumber protein tanpa lemak, dengan hanya 3 gram lemak per sajian. Namun, meski sedikit, jenis lemak pada ikan inilah yang menjadi salah satu penyebab dampak buruknya.
1. Lemak bikin inflamasi
Ikan mujair hanya mengandung 240 mg asam lemak omega-3 per sajian, sepuluh kali lebih sedikit dari salmon liar. Kandungan asam lemak omega-6 ikan ini lebih banyak daripada omega-3.
Healthline menyebutkan, asam lemak omega-6 sangat kontroversial, tetapi umumnya dianggap kurang sehat daripada omega-3. Beberapa orang bahkan percaya, asam lemak omega-6 berbahaya dan meningkatkan inflamasi atau peradangan, jika dimakan berlebihan.
2. Risiko salmonella
Karena permintaan konsumen akan ikan mujair terus meningkat, peternakan ikan mujair dijalankan dengan metode yang hemat biaya, untuk menghasilkan produk yang relatif murah bagi konsumen.
Baca Juga: Resmikan Pasar Muara Baru, Anies Ajak Warga Jakarta Gemar Makan Ikan
Sebuah laporan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengungkapkan bahwa ikan yang dibudidayakan di China diberi makan kotoran hewan ternak.
Meskipun praktik ini menurunkan biaya produksi, bakteri seperti Salmonella yang ditemukan dalam kotoran hewan bisa mencemari air dan meningkatkan risiko penyakit bawaan makanan atau foodborne diseases.
3. Bahan kimia picu kanker
Penggunaan bahan kimia dalam peternakan maupun pengemasan ikan mujair diketahui bisa menyebabkan kanker.
Artikel lain melaporkan bahwa FDA menolak lebih dari 800 pengiriman makanan laut dari China sejak 2007 hingga 2012, termasuk 187 pengiriman ilan nila dan mujair.
Seafood Watch dari Monterey Bay Aquarium juga melaporkan bahwa beberapa bahan kimia yang diketahui menyebabkan kanker dan efek toksik lainnya masih digunakan di peternakan ikan mujair di China meskipun beberapa di antaranya sudah dilarang sejak lebih dari 10 tahun yang lalu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
Terkini
-
Asam Urat Bisa Datang Diam-Diam, Ini Manfaat Susu Kambing Etawa untuk Pencegahan
-
Kesehatan Gigi Keluarga, Investasi Kecil dengan Dampak Besar
-
Fakta Super Flu, Dipicu Virus Influenza A H3N2 'Meledak' Jangkit Jutaan Orang
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan