Suara.com - Catat, Ini Cara Membedakan Gejala Chikungunya dengan DBD
Sama-sama ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti, chikungunya dan demam berdarah dengue (DBD) punya gejala yang mirip.
Dilansir Hello Sehat, hal ini membuat beberapa orang yang terinfeksi virus chikungunya salah diagnosis dengan DBD. Salah diagnosis ini bisa berujung pada pengobatan yang tidak tepat, dan membahayakan pasien.
Meski chikungunya dan demam berdarah disebabkan oleh jenis nyamuk yang sama, namun penyebab virusnya berbeda. Chikungunya alias chikungunya disebabkan oleh virus Chikungunya, sementara DBD disebabkan oleh virus Dengue.
Selain itu, kedua penyakit ini sebenarnya sama-sama memiliki gejala khas.
Gejala khas dari penyakit DBD adalah demam tinggi mencapai 40 derajat Celcius. Siklus demam DBD umumnya berpola menyerupai bentuk pelana kuda.
Gejala DBD juga biasanya disertai dengan kemunculan bintik merah di bagian bawah kulit yang terjadi akibat pendarahan dan bila ditekan, bintik merahnya tidak pudar. Selain bintik merah, orang yang terkena DBD juga sering mengalami mimisan dan perdarahan ringan pada gusi.
Sementara gejala chikungunya selain demam dan ruam kemerahan, tanda khas lainnya adalah nyeri atau pegal lini pada persendian. Orang-orang yang terinfeksi penyakit ini biasanya mengalami rasa sakit atau ngilu yang sangat hebat pada otot dan sendi-sendi akibat pembesaran kelenjar getah bening.
Oleh karena itulah chikungunya sering disebut sebagai chikungunya karena penyakit ini memengaruhi persendian pengidapnya.
Baca Juga: Musim Hujan, Malaysia Waspadai Wabah Chikungunya dari Thailand
Chikungunya berasa dari bahasa Swahili yang artinya menggambarkan gejala chikungunya yang dialami penderita, yang membuat penderitanya berada dalam posisi meliuk atau membungkuk akibat nyeri sendi hebat.
Dari sumber lain menyebutkan bahwa Chikungunya berasal dari bahasa Makonde yang memiliki arti melengkung ke atas. Kondisi ini merujuk pada tubuh bungkuk karenga gejala chikungunya yang menyebabkan penderitanya mengalami nyeri sendi.
Nyamuk penyebab chikungunya biasanya paling sering menggigit pada siang hari pada saat manusia sedang melakukan aktivitas. Namun dalam beberapa kasus, nyamuk penyebab chikungunya juga bisa menginfeksi pada malam hari.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
Terkini
-
K-Pilates Hadir di Jakarta: Saat Kebugaran, Kecantikan, dan Wellness Jadi Satu
-
Plak, Gusi Berdarah, Gigi Berlubang: Masalah Sehari-Hari yang Jadi Ancaman Nasional?
-
Mudah dan Ampuh, 8 Cara Mengobati Sariawan yang Bisa Dicoba
-
5 Inovasi Gym Modern: Tak Lagi Hanya Soal Bentuk Tubuh dan Otot, Tapi Juga Mental!
-
Dua Pelari Muda dari Komunitas Sukses Naik Podium di Jakarta Running Festival 2025
-
Seberapa Kuat Daya Tahan Tubuh Manusia? Ini Kata Studi Terbaru
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru