Suara.com - Sadar akan bahaya gadget bagi tumbuh kembang anak, beberapa orangtua berupaya mengurangi penggunaan gadget untuk anak-anaknya. Namun, tidak demikian dengan Mona Ratuliu. Memiliki tiga orang anak, penulis buku Digital Parenthink ini justru membebaskan anak-anaknya main gadget, dengan syarat dan ketentuan yang berlaku di rumah.
“Melek teknologi dan internet adalah keharusan bagi saya, sebagai orangtua dari generasi Z dan Alfa. Dua generasi ini memang keseharian dan rutinitasnya lebih banyak didominasi oleh internet. Jadi saya harus cerdas dalam menyeimbangkan hal-hal lain yang menyangkut tumbuh kembang anak,” kata Mona Ratulis saat ditemui Suara.com belum lama ini di kawasan Jakarta Selatan.
Mona mengaku semua anak-anaknya di rumah boleh dan bebas main gadget, asalkan mereka sudah mengerjakan kawajiban dan tanggung jawabnya setelah pulang sekolah dan menyudahi sebelum quality time dengan keluarga menjelang waktu tidur.
“Semua anak bebas main gadget usai pulang sekolah. Tapi sebelumnya, mereka harus sudah bersih-bersih, salat, makan, istirahat, ngaji, kerjakan PR, belajar, dan lain sebagainya. Kalau itu semua sudah selesai, mereka bebas mau main selama apa pun. Hanya saja, tergantung anaknya, kalau mereka mau pakai gadget lebih lama, mereka harus segera menyelesaikan tugas, tapi kalau lelet dan kebanyakan leyeh-leyeh, berarti waktu main gadgetnya semakin berkurang,” beber Mona.
Ia menambahkan, penting bagi anak-anak diperkenalkan dengan gadget. Tapi jangan lupa mereka harus tetap beraktivitas fisik. Jadi gadget hanya alternatif, dan tidak mendominasi kehidupan anak.
“Anak-anak penting diperkenalkan dengan gadget, karena kita akan hidup di tengah-tengah teknologi yang makin canggih. Tapi jangan lupa untuk terus memantau aktivitas. Karena anak-anak perlu kehidupan sehari-hari, seperti berinteraksi dengan orang lain, bermain secara fisik, bermain outdoor, melihat sesuatu yang baru, belajar sesuatu yang baru, pergi bareng keluarga, bonding dengan keluarga, dan banyak aspek yang perlu dilengkapi lagi. Jadi biarkanlah gadget hanya jadi alternatif, bukan yang mendominasi,” tukasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Here We Go! Peter Bosz: Saya Mau Jadi Pelatih Timnas yang Pernah Dilatih Kluivert
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Seharga NMax yang Jarang Rewel
- Sosok Timothy Anugerah, Mahasiswa Unud yang Meninggal Dunia dan Kisahnya Jadi Korban Bullying
- 25 Kode Redeem FC Mobile 18 Oktober 2025: Klaim Pemain OVR 113, Gems, dan Koin Gratis!
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Hasil Drawing SEA Games 2025: Timnas Indonesia U-23 Ketiban Sial!
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
Terkini
-
Kasus Kanker Paru Meningkat, Dunia Medis Indonesia Didorong Adopsi Teknologi Baru
-
Osteoartritis Mengintai, Gaya Hidup Modern Bikin Sendi Cepat Renta: Bagaimana Solusinya?
-
Fraud Asuransi Kesehatan: Rugikan Triliunan Rupiah dan Pengaruhi Kualitas Layanan Medis!
-
Rahasia Kehamilan Sehat dan Anak Cerdas: Nutrisi Mikro dan Omega 3 Kuncinya!
-
Kisah Ibu Tunggal Anak Meninggal akibat Difteri Lupa Imunisasi, Dihantui Penyesalan!
-
Masa Depan Layanan Kesehatan Ada di Genggaman Anda: Bagaimana Digitalisasi Memudahkan Pasien?
-
Manfaat Jeda Sejenak, Ketenangan yang Menyelamatkan di Tengah Hiruk Pikuk Kota
-
WHO Apresiasi Kemajuan Indonesia dalam Pengembangan Obat Herbal Modern
-
Stop Diet Ekstrem! 3 Langkah Sederhana Perbaiki Pencernaan, Badan Jadi Lebih Sehat
-
Prodia Skrining 23.000 Lansia di Indonesia, Dukung Deteksi Dini dan Pencegahan Demensia