Suara.com - Perempuan Lebih Rentan Alami Nyeri Lutut, Ini Alasannya
Anggapan perempuan lebih gampang mengalami nyeri ada benarnya. Dibandingkan lelaki, perempuan lebih berisiko alami nyeri lutut.
dr Karina Besinga Sp.OT (K) dari Siloam Hospital Kebon Jeruk mengatakan perempuan lebih rentan nyeri lutut karena pengaruh hormon estrogen.
Seperti diketahui, seiring bertambahnya usia, jumlah estrogen di tubuh perempuan juga berkurang. Hal ini menyebabkan elastistas jaringan tubuh berkurang, tak hanya di kulit, namun juga jaringan tulang.
"Perempuan kenapa lebih rentan itu karena estrogen. Kalau kadar estrogen turun, elastisitas jaringan berkurang. Jadi kita bisa perhatikan kulit elastistas berkurang termasuk jaringan di bantalan tulang sehingga memicu nyeri di sendi-sendi tubuh termasuk lutut," ujar dr Karina dalam temu media di Siloam Hospital Kebon Jeruk, Jumat (12/4/2019).
Dr Karina menambahkan, nyeri lutut yang dialami kaum hawa pasca menopause merupakan salah satu gejala dari osteoartritis atau kondisi penipisan tulang rawan pada sendi.
Tulang rawan yang menipis akan menyebabkan tulang di dalam sendi saling bersentuhan, sehingga menyebabkan nyeri, bengkak, kaku, dan sulit bergerak. Dalam bahasa yang lebih sederhana osteoartritis sering disebut dengan istilah pengapuran.
"Osteoartritis dapat terjadi di setiap sendi tubuh, namun sendi yang paling sering mengalami kondisi ini adalah sendi lutut. Bantalan tulang (meniscus) dan lapisan tulang rawan pada lutut yang robek bisa diperbaiki dengan tindakan artroskopi," imbuhnya.
Baca Juga: Nyeri Lutut Saat Ibadah Haji, Jemaah Bisa Lakukan Ini
Ia menambahkan pengapuran atau osteoarthritis juga bisa dialami pada usia muda, terutama diawali dengan kejadian cedera seperti patah tulang di sendi lutut. Jika tidak dilakukan penanganan sesegera mungkin maka permukaan sendi akan berubah dan memicu bantalan aus sehingga menimbulkan rasa nyeri.
"Titik tempu berat badan akan berubah. Di satu sisi ada daerah tulang yang tekanan lebih tinggi sehingga daerah bantalan tulang akan gampang aus. Biasanya pengapuran di usia muda diawali dengan cedera," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan