Ditemui terpisah beberapa waktu lalu, spesialis penyakit dalam, Divisi Gastroenterologi FKUI-RSCM, Prof. Dr. dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP, FACG mengatakan ada beberapa penyebab gangguan lambung, mulai dari makan tidak teratur, infeksi bakteri H. Pylori dan berbagai faktor pencetus yang mendorong produksi asam berlebih seperti stres, merokok, konsumsi kopi dan alkohol.
Stres, kata dr Ari dapat memicu produksi asam lambung berlebih terutama pada mereka yang telah memiliki riwayat penyakit lambung sebelumnya sehingga menimbulkam gejala seperti nyeri di bagian lambung, begah, hingga kembung.
"Jadi memang antara otak dengan lambung ada penghubungnya. Ketika seseorang stres maka otak akan mengirimkan pesan pada lambung untuk memproduksi asam berlebih yang memicu maag," ujar dokter Ari.
Dokter Ari juga menyebut bahwa 60 persen penyebab maag yang diidap masyarakat Indonesia disebabkan oleh gaya hidup tak sehat seperti stres dan pola makan tak teratur.
Sementara itu penyebab dari radang tenggorokan 85 persen bisa disebabkan oleh kontaminasi bakteri dan virus, yang mana pada beberapa kasus juga menjadi penyebab timbulnya influenza. Hal ini disampaikan dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorok (THT) RSCM, Syahrial M Hutauruk dalam temu media beberapa waktu lalu.
"Radang tenggorok yang ditandai rasa gatal atau bengkak umumnya banyak dialami masyarakat. Biasanya keluhan ini juga disertai gejala demam, influenza hingga sakit kepala," ujar dr Syahrial.
Ia menambahkan, kasus radang tenggorok akut yang dibiarkan tanpa penanganan tepat bisa berujung pada radang tenggorokan kronis yang dapat memicu komplikasi seperti timbulnya abses di tenggorok dan leher yang berisi nanah.
Kondisi ini, tambah dr Syahrial, sangat berbahaya karena dalam beberapa kasus nanah yang bersifat racun menyebar lewat pembuluh darah dan menyebabkan gangguan pada organ lain seperti jantung, ginjal, kulit dan mata.
Baca Juga: Sandiaga Uno Ternyata Sakit Lambung dan Radang, Besok Cek Darah
"Kasusnya tidak terlalu sering, tapi ada. Komplikasi lainnya bisa berupa otitis media atau bahasa awamnya congek, sinusitis dan pilek berkepanjangan. Hal ini karena tenggorok, hidung dan telinga satu kesatuan, jadi ketika ada masalah di salah satunya, semua ikut terpengaruh," terangnya.
Dokter Syahrial pun menyarankan bila mengalami radang tenggorok segera konsultasi dokter untuk diketahui penyebab pastinya. Bila radang tenggorok disebabkan infeksi virus, pasien akan diberikan vitamin dan obat penguat daya tahan tubuh. Sedangkan bila disebabkan bakteri, pasien akan diberi antibiotik.
Itulah penjelasan mengenai penyebab gangguan lambung, radang tenggorok dan flu seperti yang dialami Sandiaga Uno.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru