Suara.com - Para peneliti menemukan bahwa pasien kanker lambung dan kerongkongan perempuan cenderung bertahan lebih lama daripada pasien lelaki. Tetap mereka mengalami lebih banyak mual, muntah, dan diare selama terapi.
Temuan penelitian terbaru di Inggris berpotensi membantu dalam mengelola pasien dan juga menyoroti siapa yang lebih berisiko terhadap efek samping tertentu.
"Kami cenderung menggunakan pendekatan pengobatan standar untuk mengelola kanker esofagus dan lambung. Apa yang disarankan penelitian ini adalah bahwa ada perbedaan yang signifikan antara pasien lelaki dan perempuan, tidak hanya dalam bagaimana mereka bereaksi terhadap kemoterapi, tetapi juga berapa lama mereka bertahan hidup setelah perawatan untuk kanker mereka," kata pemimpin penelitian Avani Athauda dari Royal Marsden Hospital di Inggris.
"Untuk pasien perempuan, mungkin ada baiknya memberikan kesadaran dan konseling tambahan untuk efek samping gastrointestinal ketika meresepkan kemoterapi," kata Athauda.
Untuk penelitian ini, para peneliti melakukan analisis pada data yang diambil dari empat percobaan acak besar yang sebelumnya diterbitkan yang dilakukan terutama di Inggris.
Pasien dalam uji coba telah dialokasikan untuk menerima kemoterapi sebelum menjalani operasi untuk pengangkatan sel kanker.
Dalam analisis lebih dari 3.000 pasien (2.668 pasien lelaki dan 597 perempuam), para peneliti menemukan pasien perempuam secara signifikan lebih mungkin mengalami mual (10 persen banding 5 persen), muntah (10 persen banding 4 persen) dan diare (9 persen banding 4 persen).
Pasien perempuan juga secara signifikan lebih mungkin hidup lebih lama daripada pasien lelaki setelah perawatan untuk kanker mereka, kata studi tersebut seperti dilansir dari The Healthsite.
"Ini adalah temuan signifikan berdasarkan kumpulan data skala besar, dan lebih jauh mengenai pemahaman tentang dua jenis kanker yang memengaruhi hampir 16.000 orang setiap tahun di Inggris saja," kata David Cunningham, Profesor di University of London.
Baca Juga: Ini Makanan yang Bisa Turunkan Risiko Kematian pada Pasien Kanker Payudara
Studi ini dijadwalkan akan dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Society of Clinical Oncology (ASCO) di Chicago.
Berita Terkait
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- Jelajah Rasa! Ini Daftar Kota di Jawa Tengah yang Jadi Surganya Pecinta Kuliner
Pilihan
-
Hasil BRI Super League: Persib Menang Comeback Atas Arema FC
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
Terkini
-
Padel Court Pertama Hadir di Dalam Mal, Bawa Olahraga Jadi Makin Fun!
-
Nyaris Setengah Anak Indonesia Kekurangan Air Minum: Dampaknya ke Fokus dan Belajar
-
Event Lari Paling Seru! 8.500 Pelari Pulang Happy dengan Goodie Bag Eksklusif
-
Manfaat Donor Darah Kurang Maksimal Tanpa Peralatan Pendukung Terbaik
-
Awas, Penyakit Jantung Koroner Kini Mulai Serang Usia 19 Tahun!
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang