Suara.com - Hari Tanpa Tembakau Sedunia, YLKI Minta Jokowi Peduli Pengendalian Tembakau
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) punya pesan untuk Joko Widodo, presiden terpilih untuk periode 2019-2024, di Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang jatuh pada 31 Mei, hari ini.
Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi, mengatakan Jokowi harus memaksimalkan pengendalian tembakau, jika inngin sumber daya manusia Indonesia bisa berkembang dan bersaing di dunia internasional.
"Bila akhirnya nanti Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan Joko Widodo sebagai presiden lima tahun mendatang, kami minta dengan sangat agar konsisten dalam upaya pengendalian tembakau," katanya, dilansir Antara.
Apalagi, tambahnya Jokowi sudah menyatakan agenda utama lima tahun ke depan adalah pembangunan SDM. Bila memang pembangunan SDM menjadi fokus utama kebijakan, sangat tidak mungkin tercapai tanpa pengendalian konsumsi tembakau.
Ia menilai konsumsi tembakau telah menjadi instrumen efektif untuk mendegradasi kualitas SDM di Indonesia. Pembangunan sumber daya manusia, yang juga merupakan salah satu Nawa Cita Jokowi, tidak akan terwujud tanpa pengendalian tembakau yang serius dan komprehensif.
"Saat ini, Indonesia merupakan negara dengan aturan pengendalian tembakau terlemah di dunia. Iklan dan promosi rokok masih bertebaran di mana-mana, bahkan dekat sekolah SD sekalipun," tambah dia.
Bahkan dalam konteks kebijakan cukai sebagai instrumen pengendalian, Jokowi sebagai presiden telah membatalkan kenaikan cukai selama dua tahun berturut-turut, yaitu pada 2018 dan 2019.
"Itu hal yang sangat tragis karena pembatalan kenaikan cukai merupakan lonceng kematian bagi upaya pengendalian tembakau," ujarnya.
Baca Juga: Penting! WHO Ungkap Bahaya Tembakau
Karena itu, Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang diperingati setiap 31 Mei oleh semua negara anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merupakan momentum pengingat tentang dampak buruk konsumsi tembakau.
Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2019 bertema Tembakau dan Kesehatan Paru mengingatkan dampak buruk konsumsi tembakau terhadap kesehatan paru.
Apalagi data empirik di Indonesia menyatakan sembilan dari 10 penderita kanker paru adalah perokok berat.
"Artinya, bukti dampak buruk konsumsi tembakau terhadap kesehatan paru tidak bisa dibantah lagi," kata Tulus. [ANTARA]
Berita Terkait
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Prabowo: Indonesia Mengakui dan Jamin Keamanan Israel Jika Palestina Merdeka
-
Profil Glory Lamria: Diaspora Viral Usai Kunjungan Presiden di Amerika Serikat
-
Analisis IHSG Hari Ini Usai Wall Street Cetak Rekor Didorong Harga Saham Nvidia
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
Terkini
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis
-
72% Sikat Gigi Dua Kali Sehari, Kok Gigi Orang Indonesia Masih Bermasalah? Ini Kata Dokter!
-
Padel Court Pertama Hadir di Dalam Mal, Bawa Olahraga Jadi Makin Fun!
-
Nyaris Setengah Anak Indonesia Kekurangan Air Minum: Dampaknya ke Fokus dan Belajar
-
Event Lari Paling Seru! 8.500 Pelari Pulang Happy dengan Goodie Bag Eksklusif
-
Manfaat Donor Darah Kurang Maksimal Tanpa Peralatan Pendukung Terbaik
-
Awas, Penyakit Jantung Koroner Kini Mulai Serang Usia 19 Tahun!
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia