Suara.com - Niel Hoegel, seorang mantan perawat berusia 42 tahun asal Jerman, dinyatakan bersalah karena telah membunuh 85 pasiennya.
Karena tindakan 'tak masuk akal' yang dilakukannya, Hoegel dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pada Kamis (6/6/2019).
Dulu Hoegel bekerja di salah satu klinik di kota Delmenhorst dan Oldenburg di Jerman Utara antara 2000 hingga 2005.
Selama tahun itu, ia diketahui telah menyuntikkan dosis obat berlebihan pada pasiennya untuk menginduksi henti jantung.
Tujuannya adalah hanya karena ingin memamerkan keterampilan resusitasi-nya. Resusitasi merupakan tindakan untuk menghidupkan kembali atau memulihkan kembali kesadaran seseorang saat mengalami henti jantung dan paru.
Melansir Buzzfeed, Hoegel diketahui menikmati perasaan ketika ia bisa menyadarkan pasiennya kembali. Sayangnya, pada 85 pasien, ia gagal melakukan resusitasi.
Menurut laporan, pasien yang meninggal berusia antara 34 hingga 96 tahun.
Selama persidangan pertamanya, Hoegel mengatakan bahwa dia dengan sengaja menyebabkan krisis jantung pada sekitar 90 pasien di Delmenhorst. Dia kemudian mengatakan kepada penyelidik bahwa dia juga membunuh pasien di Oldenburg.
Penuturannya ini mendorong penyelidikan yang lebih luas yang melibatkan rumah sakit, polisi hingga jaksa. Mereka memeriksa lebih dari 500 data pasien dan ratusan catatan rumah sakit lainnya.
Baca Juga: Viral di Media Sosial, Pesan Perawat Ini Bikin Banyak Orang Tersentuh
Bahkan, mereka sampai menggali 134 mayat dari 67 kuburan, dan menanyai Hoegel beberapa kali, menyimpulkan bahwa dia telah menggunakan berbagai obat untuk mencoba resusitasi pasiennya, dan sepenuhnya menyadari mereka mungkin mati.
Jaksa mencatat bahwa banyak korban Hoegel bukanlah pasien yang sakit parah, tetapi sedang dalam perjalanan menuju pemulihan.
Tetapi dalam persidangan Hoegel hanya mengakui 43 pembunuhan, membantah lima dan mengatakan dia tidak dapat mengingat 52 lainnya.
"Sekarang saya duduk di sini sepenuhnya yakin bahwa saya ingin memberikan setiap kerabat sebuah jawaban," kata Hoegel selama persidangan.
"Aku sungguh minta maaf."
Dalam pernyataan penutupan ke pengadilan pada hari Rabu, Hoegel mengulangi permintaan maafnya sebelumnya, mengungkapkan rasa malu dan penyesalan, dan mengatakan dia menyadari betapa banyak rasa sakit dan penderitaan yang dia sebabkan oleh 'perbuatan mengerikannya'.
Berita Terkait
-
Smartwatch Selamatkan Nyawa: Kisah Pasien yang 'Diperintah' Jam Pintar untuk Periksa ke Dokter
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Kabar Duka! Nyawa Kiper Spanyol Tak Tertolong Usai Insiden Mengerikan di Lapangan
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?