Suara.com - Banyak orang mungkin memiliki masalah ngantuk berlebihan di pagi maupun siang hari. Biasanya terjadi pada anak remaja dan pekerja shift.
Rasa kantuk berlebihan di siang hari bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Seperti kurang tidur, efek obat-obatan, penggunaan zat terlarang, apnea tidur obstruktif, kondisi medis dan kejiwaan.
Semua penyebab rasa ngantuk berlebihan di pagi hari maupun siang hari itu bisa menimbulkan dampak yang serius, salah satunya kecelakaan lalu lintas.
Adapun penjelasan dari masing-masing penyebab rasa ngantuk berlebihan di pagi hari menjelang siang dilansir dari American Family Physician.
1. Kurang tidur
Kurang tidur sangat mungkin menjadi penyebab utama seseorang merasa ngantuk berlebihan di pagi hari dan siang hari.
Sebuah studi pun menunjukkan orang dewasa yang hanya tidur selama 6 jam setiap malam mengalami kerusakan fungsi neurobiologis yang signifikan.
Gejala kurang tidur dapat terjadi jika satu malam saja seseorang kurang tidur dan biasanya orang-orang kurang tidur ini tidak menyadari menurunnya kinerja mereka.
2. Efek obat
Baca Juga: Cegah Bahaya Mengantuk di Jalan Saat Perjalanan, Ikuti 8 Tips Ini!
Rasa kantuk berlebih di siang hari juga bisa merupakan efek samping dari obat-obatan tertentu. Agen farmakologis beranggapan zat kimia di dalam obat-obatan memengaruhi secara langsung sistem saraf pusat, termasuk rasa kantuk.
Karena itu, ada pula beberapa obat yang justru membuat kita merasa ngantuk agar istirahat lebih lama.
3. Gejala OSA
Rasa kantuk berlebihan di siang hari juga dikaitkan dengan gejala OSA, gangguan tidur yang disebabkan oleh penyumbatan saluran napas bagian atas.
Pada pasien OSA, sekitar 23 persen wanita dan 16 persen pria merasa sangat ngantuk di siang hari. Karena itu, orang dengan OSA justru lebih rentan mengalami kecelakaan lalu lintas karena rasa ngantuk berlebihannya tidak dapat terkontrol.
4. Kondisi medis
Berita Terkait
-
Ancaman Bencana Kedua Sumatra: Saat Wabah Penyakit Mengintai di Tenda Pengungsian
-
Banjir Sumatra Picu Risiko Penyakit Menular, Kemenkes Dorong Imunisasi Darurat
-
Ngopi Nggak Mempan? Ini 7 Cara Ampuh Lawan Ngantuk saat Kerja
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan