Suara.com - Anak Kelebihan Berat Badan, Orang Tua Juga Harus Ikut Diet
Memiliki rencana untuk menurunkan berat badan? Rumah adalah tempat paling tepat untuk memulainya.
Bahkan, Anda bisa menularkan kebiasaan baik yang Anda lakukan untuk menurunkan berat badan, seperti olahraga dan makan makanan sehat pada seluruh anggota keluarga di rumah, termasuk buah hati Anda.
Hal tersebut diungkap oleh sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of Nutrition Education and Behavior.
Dilansir The Health Site, studi tersebut menemukan bahwa kurikulum DRIVE (Developing Relationships that Include Values of Eating and Exercise) atau pengembangan hubungan yang mencakup nilai-nilai makanan dan olahraga dapat mengurangi kenaikan berat badan pada anak-anak dan juga mendorong orang tua untuk menurunkan berat badan.
"Orang tua adalah orang yang paling penting dan berpengaruh dalam lingkungan anak," kata peneliti studi Keely Hawkins dan Corby K. Martin dari Louisiana State University di AS.
Untuk penelitian ini, 16 keluarga diperiksa berdasarkan risiko obesitas anak mereka selama lebih dari 19 minggu. Anak-anak berusia 2-6 tahun, dan dengan indeks massa tubuh (BMI) lebih dari 75 persen terdaftar.
Keluarga secara acak ditugaskan untuk menerima informasi kesehatan saja atau menjalani DRIVE. Anak-anak dalam sesi DRIVE yang juga memiliki waktu camilan dan makan teratur, mengurangi waktu layar, dan mendorong bermain aktif secara fisik, mempertahankan berat badan mereka dengan sedikit penurunan BMI.
Selain itu, orang tua yang berpartisipasi dalam sesi DRIVE juga bisa mengurangi berat badan mereka. Tetapi anak-anak yang hanya menerima pendidikan kesehatan, berat badan dan BMI mereka secara signifikan meningkat.
Baca Juga: Berat Badan Turun Drastis, Ini Diet Ketat ala Jung Il Woo
"Hasil kami menunjukkan bahwa pada titik setengah jalan penelitian, anak-anak menjadi lebih sehat. Namun, perubahan kesehatan orang tua tidak terjadi sampai akhir penelitian. Ini menunjukkan perlunya program jangka panjang berbasis keluarga untuk mendukung perubahan perilaku," tambah para peneliti.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda