Suara.com - Faktor Risiko Diabetes Melitus Mulai Dialami Anak-anak dan Remaja
Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan berhasil mencetak empat profesor riset tahun ini. Salah satunya adalah Dr. dr. Laurentia Konadi Mihardja, MS., Sp. GK yang merupakan pakar di Bidang Epidemiologi dan Biostatistik.
Topik orasi Laurentia Konadi adalah Pencegahan Diabetes Melitus melalui Pengendalian Faktor Risiko Sejak Dini. Penelitian yang dilakukan Laurentia mengungkap diabetes melitus (DM) tipe 2 yang biasanya terjadi pada orang dewasa, sekarang sudah terjadi pada anak.
Diabetes melitus dengan komplikasi, kata Dr Laurentia, dapat meningkatkan kesakitan dan kematian, serta biaya pengobatan tinggi yang membebani Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
"Prevalensi faktor risiko diabetes melitus seperti stunting, kegemukan, prediabetes dan gaya hidup tidak sehat cukup tinggi pada anak dan remaja," ujar Dr Laurentia di sela-sela pengukuhan di Kementerian Kesehatan, Kamis (13/6/2019).
Menurut Dr Laurentia, perlu usaha untuk meningkatkan kegiatan program yang sudah ada terutama dalam bidang promotif dan preventif untuk mengendalikan Diabetes Melitus sejak dini. Upaya yang dilakukan bisa berupa pembentukan karakter individu yang berperilaku hidup sehat mulai dari dalam keluarga, di sekolah dan di masyarakat.
Selain Dr Laurentia, Dr. dr Julianty Pradono MS dengan bidang kepakaran yang sama menyampaikan orasi tentang Pengendalian Hipertensi Melalui Pencegahan Kegemukan. Julianty mengungkapkan bahwa hipertensi merupakan faktor risiko Penyakit Tidak Menular yang membutuhkan biaya pengobatan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan saat ini.
"Pencegahan kegemukan perlu dimulai sejak masa anak-anak dengan memperbaiki perilaku tidak sehat dan pendekatan budaya," ujar Dr Julianty.
Disampaikan Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek, gelar Profesor Riset ini sendiri dikukuhkan bagi para peneliti yang telah mencapai jenjang tertinggi sebagai peneliti utama. Bertambahnya jumlah profesor riset bidang kesehatan diharapkan dapat meningkatkan kontribusi Badan Litbangkes dalam memecahkan berbagai tantangan dan masalah kesehatan di Indonesia.
Baca Juga: Anak Mengompol Bisa Jadi Gejala Diabetes Tipe 1, Ini Penjelasannya
"Kami harap dengan dikukuhkannya empat profesor riset ini bisa membantu Kementerian Kesehatan dalam upaya penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi, penurunan prevalensi kekurangan gizi pada anak balita, pengendalian angka kesakitan akibat penyakit menular dan penyakit tidak menular, serta pencapaian imunisasi dasar lengkap," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas