Suara.com - Niall Horan, salah satu mantan anggota band One Direction mengungkapkan bagaimana dirinya menderita masalah kecemasan dan mengalami gangguan kesehatan mental saat berkaitan dengan tampil di muka umum.
Pada 2017 lalu, pelantun 'Flicker' ini mengatakan dia mengalami 'sedikit rasa cemas'. Tetapi tahun lalu, Niall mengungkapkan gangguan mental lain yang baru didiagnosis pada dirinya, yaitu Obsessive Compulsive Disorder (OCD).
Dalam wawancara yang dilakukannya dengan Zeit Leo, Niall mengatakan dirinya memiliki kondisi yang ringan.
"Aku memiliki gangguan kompulsif obsesif ringan, itu yang dikatakan dokter. Artinya, aku merasa harus melakukan sesuatu dengan cara tertentu," ujar Niall, dilansir Express.co.uk.
Lalu ia menjelaskan, dirinya sudah memiliki kondisi ini sejak kecil dan membuatnya merasa terisolasi dari teman-teman sekolahnya.
Hingga kini, kondisi OCD ini masih memengaruhi dirinya saat akan tampil langsung di panggung.
"Aku memiliki satu urutan yang tetap. Aku harus selalu bernyanyi, bergerak dan sebagainya dalam urutan yang sama," sambungnya.
"Pada dasarnya ia akan melakukan semua itu dengan segera, kalau tidak aku akan cepat gugup," lanjutnya lagi.
Menurut Niall, gangguan mentalnya ini menyebabkan 'tic', keadaan ketika penderita tiba-tiba melakukan gerakan atau ucapan beruang secara tidak sengaja dan di luar kendali.
Baca Juga: Dari Semua Media Sosial, Instagram Dinilai Terburuk bagi Kesehatan Mental
Ia mencontohkan, "jika aku mempunyai burger dengan keripik kentang, aku harus selalu memakan keripik dahulu dan setelah itu baru makan burger."
OCD merupakan kelainan psikologis yang memengaruhi pikiran serta perilaku penderitanya. Begitu seseorang memiliki penyakit OCD, pikiran dan rasa takut yang tidak diinginkan akan muncul secara terus menerus.
Hal ini menyebabkan penderita terobsesi pada sesuatu dan melakukan tindakan tertentu secara berulang-ulang sebagai respons terhadap ketakutannya, melansir Hello Sehat.
Gangguan psikologis ini seringkali muncul di bawah usia 20 tahun, terutama pada mereka yang pernah mengalami kejadian yang menyebabkan stres dalam hidupnya.
Gejala yang muncul dari kelainan ini dapat sangat menganggu semua aspek kehidupan penderitanya. Seperti pekerjaan, sekolah, hingga hubungan pribadi.
Melansir Institut Kesehatan Mental Nasional Amerika (NIMH), perilaku obsesi adalah pikiran berulang, dorongan, atau gambaran mental yang menyebabkan kecemasan.
Berita Terkait
-
Jangan Terjebak Ekspektasi, Ini Cara Sehat Mengelola Tekanan Sosial
-
Hidupmu Bukan Konten: Melawan Standar Sukses Versi Media Sosial
-
Sering Curigaan Terus Alias Trust Issues? Inilah 4 Alasan Kenapa Kamu Sulit Memercayai Orang Lain
-
Lebih dari Sekadar Kenakalan Remaja: Membedah Akar Psikologis Kekerasan Anak
-
8 Manfaat Bangun Pagi untuk Kesehatan Mental, Produktivitas, dan Fokus Harian
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan