Suara.com - Duh, Perubahan Iklim Disebut Picu Pertumbuhan Bakteri Pemakan Daging
Perubahan iklim telah memicu kondisi air laut yang semakin hangat. Hal tersebut kata peneliti, dapat memengaruhi banyak hal yang hidup di lautan.
Salah satunya adalah meningkatnya kasus infeksi karena bakteri pemakan daging, Vibrio vulnificus karena suhu laut yang menghangat.
Lewat laporan yang diterbitkan Annals of Internal Medicine, ada lima kasus terkait paparan bakteri Vibrio vulnificus di kawasan Teluk Delaware yang berada di perbatasan New Jersey dan Delaware.
Bakteri tersebut biasa hidup di air payau atau daerah campuran air asin dan air sungai.
"Kami semua sangat terkejut dan bingung ada banyak kasus infeksi yang belum pernah kami lihat sebelumnya," kata Dr. Katherine Doktor, seorang spesialis penyakit menular di Cooper University Hospital New Jersey, dilansir laman Time.
Selama delapan tahun sebelum 2017, rumah sakit di sana hanya menerima satu kasus infeksi akibat bakteri vibrio vulnificus. Tetapi pada 2017 dan 2018, total kasus meningkat menjadi lima.
Infeksi biasanya terjadi karena pasien memakan makanan laut mentah atau kurang matang seperti kerang dan tiram. Infeksi juga bisa terjadi ketika pasien memiliki riwayat luka yang kemudian bersentuhan dengan air tempat bakteri vulnificusin hidup.
Kelima pasien sendiri diketahui memiliki riwayat kontak langsung dengan perairan Teluk Delaware seperti mengonsumsi kepiting dan makanan laut di sebuah restoran dekat teluk.
Baca Juga: Terinfeksi Bakteri Pemakan Daging, Lelaki Ini Kehilangan Mr P
"Infeksi ini biasanya dimulai sebagai luka yang semakin membengkak, merah dan menyakitkan," katanya.
Saat infeksi semakin memburuk, area sekitar luka membengkak dan menyebabkan lepuh merah, sampai akhirnya bakteri menggerogoti jaringan lunak dan otot.
Meski kasus paparan infeksi tergolong jarang, tetapi bakteri Vibrio vulnificus tetap menjadi penyebab kematian terkait kerang paling utama di Amerika Serikat.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) memperkirakan ada kasus 80.000 orang sakit dan 100 orang meninggal akibat infeksi vibrio vulnificus setiap tahunnya di Amerika Serikat dengan rata-rata satu dari lima pasien meninggal dunia hanya dalam waktu satu atau dua hari paska jatuh sakit.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan