Suara.com - Hingga kini belum ada yang tahu pasti apa penyebab pasti berkembangnya tumor otak pada seseorang. Meski begitu ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terkena penyakit mematikan ini.
Beberapa kondisi genetik dan faktor lingkungan mendukung perkembangan tumor otak.
Tetapi memiliki faktor risiko tidak selalu berarti bahwa seseorang akan terkena penyakit tersebut, dan bahkan banyak orang menderita tumor tanpa memiliki faktor risiko yang diketahui.
Sebagian besar tumor otak tidak terkait dengan faktor risiko yang diketahui dan tidak memiliki penyebab yang jelas. Tetapi ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko tumor otak, melansir Cancer.org.
1. Paparan radiasi
Faktor risiko lingkungan yang paling dikenal untuk tumor otak adalah paparan radiasi , paling sering dari terapi radiasi untuk mengobati beberapa kondisi lain.
Saat ini, sebagian besar tumor otak yang disebabkan oleh radiasi disebabkan oleh radiasi pada kepala yang diberikan untuk mengobati kanker lainnya.
Mereka paling sering terjadi pada orang yang menerima radiasi ke otak saat masih anak-anak sebagai bagian dari perawatan mereka untuk leukemia. Tumor otak ini biasanya berkembang sekitar 10 hingga 15 tahun setelah radiasi.
Agar aman, sebagian besar dokter menyarankan agar orang (terutama anak-anak dan wanita hamil) tidak mendapatkan tes ini kecuali mereka jelas dibutuhkan.
Baca Juga: Beda dengan Migrain, Ini 4 Tanda Sakit Kepala karena Tumor Otak!
2. Riwayat keluarga
Kebanyakan orang dengan tumor otak tidak memiliki riwayat keluarga dengan penyakit ini, tetapi dalam kasus yang jarang terjadi kanker otak dan sumsum tulang belakang terjadi dalam keluarga.
Umumnya, orang yang mempunyai 'sindrom kanker' dalam keluarganya cenderung pertama kali memiliki tumor terjadi di usia muda. Mereka mempunyai kelainan yang jelas, seperti kelainan genetik Neurofibromatosis tipe 1 (NF1) dan Neurofibromatosis tipe 2 (NF2), kondisi Sclerosis tuberkulosis, Penyakit Von Hippel-Lindau dan sindrom Li-Fraumeni.
Kondisi bawaan lainnya yang juga dikaitkan dengan peningkatan risiko tumor otak, termasuk sindrom Gorlin (sindrom nevus sel basal), sindrom turcot dan sindrom cowden.
3. Memiliki sistem kekebalan tubuh lemah
Orang-orang dengan sistem kekebalan yang lemah memiliki peningkatan risiko pengembangan limfoma otak atau sumsum tulang belakang (dikenal sebagai limfoma SSP primer).
Berita Terkait
-
Bukan Fiksi, Film Ini Tampilkan Perjuangan Nyata Melawan Tumor Otak
-
Epilepsi 16 Tahun Sembuh! Tonton Perjuangan Tim Dokter dalam Film Awake Brain Surgery
-
Jadi Penyebab Kematian Terbanyak di Indonesia, Kenali Tanda Kanker Otak di Setiap Anggota Tubuh
-
Sembuh dari Tumor Otak, Gugun Gondrong Berniat Nikah Lagi
-
Sembuh dari Tumor Otak, Gugun Gondrong Ternyata Masih Rutin Berobat
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
Terkini
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa
-
Timbangan Bukan Segalanya: Rahasia di Balik Tubuh Bugar Tanpa Obsesi Angka
-
Terobosan Baru Atasi Kebutaan: Obat Faricimab Kurangi Suntikan Mata Hingga 75%!
-
5 Pilihan Obat Batu Ginjal Berbahan Herbal, Aman untuk Kesehatan Ginjal dan Ampuh
-
Catat Prestasi, Tiga Tahun Beruntun REJURAN Indonesia Jadi Top Global Distributor
-
Mengenal UKA, Solusi Canggih Atasi Nyeri Lutut dengan Luka Minimal
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya