Suara.com - Polusi Udara Jakarta Terburuk di Dunia, Ini 6 Bahaya Bagi Kesehatan
Polusi udara di Jakarta kembali jadi perbincangan di media sosial, setelah laman AirVisual merilis kualitas udara Jakarta yang disebut terburuk di dunia pada Rabu (26/6/2019).
Laman AirVisual menyebutkan bahwa Air Quality Index-nya (AQI) memiliki nilai 208 yang artinya udara di Jakarta sangat tidak sehat. Angka ini jauh lebih tinggi dari beberapa kota besar di dunia lainnya seperti Dhaka, Beijing, hingga Bogota.
Padahal, bahaya polusi udara bagi tubuh manusia tidak boleh dianggap remeh. Untuk itu, kenali 6 dampak bahaya polusi udara berikut ini ya!
1. Iritasi
Dr. dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K), Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) kepada Suara.com mengatakan dampak jangka pendek polusi bisa menimbulkan iritasi, hal ini terutama pada polutan jenis gas yang terpapar di kulit, rambut, hingga mata manusia.
2. PPOK dan ISPA
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dan infeksi saluran napas akut (ISPA) merupakan dampak jangka panjang paparan polusi udara bagi saluran pernapasan.
Untuk dampak jangka panjang, efeknya bisa baru akan terasa hingga 5-10 tahun ke depan. Hal ini dikarenakan penurunan fungsi paru yang terjadi secara perlahan, dan meningkatkan risiko terjadinya asma, penyakit paru obstruktif kronik, hingga kanker paru.
Baca Juga: Greenpeace: Pemerintah Tidak Pernah Serius Atasi Polusi Udara
3. Diabetes
Dalam studi yang diterbitkan di jurnal Diabetes Care, paparan PM2,5 dalam jumlah tinggi disebut meningkatkan risiko terserang diabetes.
Studi yang dilakukan oleh Center for Occupational and Environmental Health di the University of California, Los Angeles, menyebut PM2,5 yang masuk ke aliran darah menyebabkan terjadinya resistensi insulin, salah satu faktor utama diabetes.
4. Stroke
Paparan PM2,5 juga berbahaya untuk otak. Seperti dijelaskan sebelumnya, ukuran PM2,5 yang sangat kecil memungkinkannya untuk masuk ke dalam jaringan pembuluh darah di otak.
Studi yang diterbitkan di jurnal The Lancet Neurology menyebut, 30 persen pasien stroke yang mengalami disabilitas dikaitkan dengan polusi udara. Risiko lebih besar terjadi jika Anda tinggal di negara berkembang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Berapa Harga Mobil Bekas Toyota Yaris 2011? Kini Sudah di Bawah 90 Juta, Segini Pajaknya
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
Pilihan
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
Terkini
-
Asam Urat Bisa Datang Diam-Diam, Ini Manfaat Susu Kambing Etawa untuk Pencegahan
-
Kesehatan Gigi Keluarga, Investasi Kecil dengan Dampak Besar
-
Fakta Super Flu, Dipicu Virus Influenza A H3N2 'Meledak' Jangkit Jutaan Orang
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan