Suara.com - Belum lama ini sempat ramai diperbincangkan masalah undang-undang tentang aborsi di beberapa negara, salah satunya Alabama.
Menurut pakar hal ini justru memperjelas potensi risiko jangka pendek dan jangka panjang yang datang dengan menolak layanan aborsi menjadi relevan.
Berdasarkan sebuah studi yang diterbitkan dalam Annals of Internal Medicine, risiko kesehatan jangka panjang di sini termasuk nyeri kronis dan sakit kepala.
Sakit kronis ini dikaitkan dengan penolakan tenaga medis pada perempuan yang ingin aborsi dan tetap mempertahankan kehamilannya hingga waktu melahirkan.
"Studi kami menunjukkan bagaimana melakukan aborsi tidak merusak kesehatan wanita, tetapi kemungkinan ditolak (yang membuat wanita sakit kronis)," kata Lauren Ralph, penulis utama studi tersebut, kepada INSIDER.
Peneliti menggunakan data dari 30 fasilitas aborsi Amerika Serikat antara 2008 dan 2010, para peneliti mengamati 874 wanita yang menginginkan aborsi.
Dari para wanita itu, 328 melakukan aborsi trimester pertama, 383 melakukan aborsi trimester kedua, dan 163 permintaan aborsi ditolak lalu melahirkan.
Berdasarkan analisis ini peneliti menemukan 27% wanita yang ditolak aborsi melaporkan kesehatan mereka secara keseluruhan menurun dari waktu ke waktu, sementara hanya 20% wanita yang melakukan aborsi melaporkan kesehatan yang wajar atau buruk pada tanda lima tahun.
Wanita yang melahirkan (sebelumnya ingin aborsi) juga lebih mungkin mengalami peningkatan sakit kepala kronis dan nyeri sendi setelah melahirkan.
Baca Juga: Lakukan Aborsi Tak Aman, Perempuan Cenderung Mengalami Masalah Kesehatan
Para peneliti tidak melihat adanya perbedaan kesehatan antara wanita yang melakukan aborsi trimester pertama dan kedua.
Menurut American Pregnancy Association, secara langsung efek samping dari aborsi kemungkinan termasuk mual, muntah, diare, bercak, dan sakit perut, tetapi mereka mereda setelah dua hingga empat minggu.
"Ada anggapan bahwa mungkin ada dampak (kesehatan) dari memiliki anak dalam hidup Anda daripada jika Anda memilih untuk melakukan aborsi. Pengalaman kedua kelompok ini sangat berbeda selama lima tahun itu," kata Ralph.
Untuk alasan ini, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk menentukan bagaimana aborsi, atau penolakannya, dapat berdampak pada wanita pada tahun-tahun berikutnya.
Berita Terkait
-
Hari Jantung Sedunia: Apa yang Bisa Kita Lakukan Mulai Hari Ini?
-
Lebih dari Sekadar Ingin Tampil Cantik, Self-Care Bagian dari Perawatan Jiwa dan Raga
-
Asuransi Bukan Sekadar Perlindungan, Tapi Investasi Kesehatan
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Anggota TNI Ngamuk di Gowa, Kapuspen TNI: Kami akan Perkuat Pengawasan!
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Rumahnya Dijadikan Tempat Kebaktian, Apa Agama Krisna Mukti?
- Tak Cuma di Indonesia, Ijazah Gibran Jadi 'Gunjingan' Diaspora di Sydney: Banyak yang Membicarakan
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja