Suara.com - Kepribadian terkadang berubah karena situasi atau keadaan. Namun, kondisi medis ternyata bisa mengubah kepribadian seseorang.
Akan tetapi, Anda tidak perlu khawatir karena kepribadian Anda masih bisa kembali dengan cara mengobati gangguan terkait. Berikut beberapa kondisi kesehatan yang menyebabkan perubahan kepribadian seperti dilansir dari thehealthsite.
1. Penyakit Tiroid
Kelenjar tiroid berada di leher dan berfungsi untuk mengatur produksi hormon tiroid. Namun, saat tidak berfungsi dengan baik, kelenjar tiroid bisa menghasilkan terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon.
Kelebihan produksi hormon tiroid disebut hipertiroidisme dan penurunan hormon disebut hipotiroidisme. Kelenjar ini sebenarnya mengontrol bagaimana tubuh menggunakan energi dan memengaruhi fungsi organ-organ lain termasuk jantung.
Jika Anda mengalami hipertiroidisme bisa menyebabkan Anda mudah tersinggung, cemas, agresif, dan mengalami perubahan suasana hati. Sementara jika Anda kekurangan hormon ini akan menyebabkan masalah memori dan mengalami kelesuan, serta kelelahan.
Parahnya, jika kondisi ini tidak diobati akan memengaruhi fungsi otak dan menyebabkan perubahan besar dalam kepribadian.
2. Cedera otak traumatis
Hal ini biasanya disebabkan oleh kecelakaan atau kekerasan. Cedera semacam ini bisa berdampak, yaitu dapat mengubah cara kita memproses sesuatu atau memahami informasi.
Baca Juga: Waspada Hewan Kurban Terjangkit Penyakit, Ini yang Dilakukan Pemkot Yogya
selain itu, cedera semacam ini juga bisa menyebabkan perubahan kepribadian. Jika cedera merusak koneksi antara korteks serebral ke sisem limbik, ini dapat memengaruhi reaksi emosional dan pemahaman informasi. Perubahan ini bisa bersifat permanen atau sementara.
Hal ini bisa diobati, tetapi beberapa efeknya mungkin akan terjadi seumur hidup. Jadi untuk mengantisipasi masalah momori, simpanlah barang-barang di tempat yang sama dan gunakan catatan yang ditempel untuk mengingat berbagai hal.
3. Penyakit Parkinson
Saat seseorang menderita penyakit parkinson, maka sel-sel saraf yang berfungsi untuk produksi dopamin di otak secara bertahap akan rusak dan mati.
Ketika produksi dopamin menurun akan menyebabkan aktivitas otak abnormal yang mengarah pada gejala, seperti tremor, gerakan lambat, dan kesulitan menyeimbangkan.
Parkinson pada akhirnya akan memengaruhi cara berjalan, berbicara, dan tidur. Bahkan pada tahap awal, penderitanya akan mulai terobsesi pada hal-hal kecil atau tiba-tiba menjadi ceroboh. Pada tahap selanjutnya, pasien akan menjadi linglung. Orang dengan parkinson tidak akan membiarkan pikiran mereka terpusat lama.
Berita Terkait
-
Ruben Onsu Masuk Rumah Sakit Lagi, Terbaring Lemah dan Pucat
-
Jalani Operasi di Singapura, Terkuak Penyakit Ibunda Raffi Ahmad
-
Dari Flu hingga Leptospirosis: 8 Penyakit Musim Hujan yang Harus Diwaspadai
-
Rizwan Fadilah Bantah Isu Miring soal Penyakit Sule, Ini Faktanya
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
-
Menkeu Purbaya Klaim Gugatan Tutut Soeharto Sudah Dicabut, Tapi Perkara Masih Aktif
Terkini
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan