4. Jadi kesulitan membangun berbagai jenis hubungan
Anak-anak yang tinggal di lingkungan pernikahan tidak sehat, bukan hanya berisiko memiliki hubungan romantis yang kasar di masa dewasa, bahkan dapat memengaruhi bagaimana mereka menjalani segala jenis hubungan dengan orang lain.
Konflik yang terjadi dalam rumah mereka menyebabkan kesulitan dalam membangun hubungan yang seimbang dengan teman sebaya, sementara hubungan antar saudara dapat menjadi terlalu protektif atau jauh.
Dalam keluarga yang tidak bahagia, anak-anak kemungkinan tidak memiliki kekuatan untuk menghentikan apa yang terjadi pada mereka. Jadi saat mereka dewasa, mereka mungkin merasa sulit untuk membicarakan hal-hal yang tidak mereka sukai dalam diri pasangan mereka untuk menetapkan batasan yang sehat.
5. Mengalihkan emosi dengan melakukan hal buruk
Anak-anak akan mulai melakukan berbagai hal untuk mencegah emosi buruk mereka. Saat menghadapi situasi stres dalam keluarga, mereka dapat mengembangkan kebiasaan yang tidak sehat.
Perilaku ini dapat terdiri dari makan berlebihan, penggunaan video game yang berlebihan, atau upaya lain untuk melarikan diri dari kenyataan. Anak-anak juga dapat menunjukkan perasaan tidak menyenangkan secara tidak langsung. Mereka mungkin kehilangan minat di sekolah, berkelahi dengan teman sebaya, dan sering marah saat bermain dengan mainan.
6. Mereka mungkin menjadi takut akan emosi mereka sendiri
Kritik dan rasa marah tidak secara otomatis membuat orang lain tidak lagi saling menghormati, mereka masih bisa menjadi bagian dari hubungan normal. Tetapi taktik destruktif antara orangtua seperti penghindaran, agresi verbal, dan berjalan keluar meninggalkan satu sama lain dapat membuat anak-anak merasa bahwa mengekspresikan perasaan mereka sendiri bukanlah strategi yang aman.
Baca Juga: Tak Peka, Pria Ternyata Jarang Menyadari Sinyal Perceraian Ini
Anak-anak mungkin mulai berpikir bahwa kemarahan dan kritik adalah sumber bahaya yang ekstrem. Dan, tentu saja, mereka akan mengulangi perilaku beracun orangtua mereka dalam hubungan mereka sendiri sebagai orang dewasa.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!